Tongue tie adalah kelainan pada bagian lidah bayi sehingga membuatnya susah menyusu, makan, dan bicara. Kalau dibiarkan, ternyata kondisi ini bisa berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang si kecil, lho. Lantas apa yang harus dilakukan orangtua? Mari temukan informasi selengkapnya di sini!
Apa Itu Tongue Tie pada Bayi?
Tongue tie, atau dalam istilah medis dikenal sebagai ankyloglossia, adalah kelainan pada lidah bayi, di mana frenulum berukuran lebih pendek dan tebal dari normalnya sehingga membuat pergerakan lidah dan mulut si kecil terbatas.
Frenulum sendiri adalah jaringan tipis yang menghubungkan lidah dengan bagian dasar mulut.
Normalnya, frenulum akan terpisah sebelum bayi lahir. Namun, tidak pada bayi dengan kondisi tongue tie. Mereka lahir dengan lidah yang tetap melekat pada bagian dasar mulutnya.
Ahli medis mengategorikan tongue tie sebagai kelainan kongenital alias kelainan yang dimiliki sejak lahir. Kondisi ini dialami oleh 3–5 persen bayi yang baru lahir dan lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki ketimbang bayi perempuan.
Sampai saat ini, belum diketahui pasti apa penyebab tongue-tie. Namun, pada sebagian kasus, bayi dengan tongue tie memiliki orangtua dengan riwayat yang sama. Maka dari itu, faktor genetik diduga sebagai salah satu penyebabnya.
Ciri-ciri Bayi dengan Tongue Tie
Ciri-ciri awal tongue tie pada bayi cukup sulit dikenali. Biasanya baru ketahuan ketika si kecil mengalami masalah menyusu dan sebagian saat mereka mengalami kesulitan bicara. Berikut ini adalah beberapa gejala dan tanda tongue tie pada bayi:
- Bentuk lidah seperti hati atau huruf v
- Sulit menggerakkan lidah ke samping atau ke atas, serta tidak bisa menjulurkannya ke melewati gigi depan
- Saat menyusu, bayi lebih seperti mengunyah daripada mengisap dan biasanya mengeluarkan suara seperti “ckckck”
- Menyusu cukup lama tapi sering rewel dan berat badannya sulit naik
- Saat memasuki fase MPASI, anak terlihat kesulitan menelan makanan
- Terlihat kesulitan berbicara dan mengucapkan bunyi-bunyi tertentu
Apakah Tongue Tie Berbahaya?
Seperti yang telah disebutkan, tongue tie adalah kelainan bawaan yang menyebabkan terbatasnya pergerakan lidah. Semakin kaku dan pendek pita frenulum, maka semakin sulit si kecil menggerakkan lidahnya.
Bagi bayi yang baru lahir, kondisi ini bisa membuat mereka kesulitan menyusu sehingga berisiko kekurangan gizi dan mengalami gangguan tumbuh kembang. Termasuk ketika mereka mulai makan dan berbicara.
Selain pada bayi, ternyata tongue tie juga berdampak pada Mama. Karena si kecil kesulitan saat menyusu, mereka akan lebih sering menggigit atau menggunakan gusinya untuk menahan puting Mama. Akibatnya, Mama bisa mengalami puting lecet.
Keluhan lainnya juga bisa berupa payudara bengkak, nyeri pada payudara (mastalgia), hingga mastitis. Itu semua karena ASI tidak bisa keluar sebagaimana mestinya.
BACA JUGA: APA ITU HIPERLAKTASI: GEJALA, PENYEBAB, DAN CARA MENGATASINNYA
Masalah-masalah akibat Tongue Tie
1. Masalah saat Menyusu
Bayi dengan tongue tie umumnya kesulitan saat menyusu sehingga membuatnya sulit mendapatkan asupan ASI yang cukup. Dampaknya, berat badannya tidak naik dengan cukup dan mereka rentan mengalami malnutrisi hingga gangguan tumbuh kembang.
Begitu pula pada ibu, proses meng-ASI-hi pun menjadi kurang efektif karena daya isap si kecil terbatas. Pada gilirannya, ini bisa membuat payudara Mama nyeri dan bengkak. Nah, untuk mengatasi ini Mama bisa sambil memerah ASI dengan pompa ASI yang tersedia di Mamasewa.
2. Kesulitan Menggerakkan Mulut
Karena kesulitan menggerakkan mulutnya, bayi atau anak dengan tongue tie akan kesulitan melakukan gerakan-gerakan sederhana yang melibatkankan lidah, seperti menjilat, menelan, dan meniup.
3. Rentan Mengalami Masalah Kesehatan Mulut
Karena pergerakannya terbatas, lidah akan sulit membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi. Akibatnya, anak lebih rentang mengalami masalah kesehatan mulut, seperti kerusakan gigi dan iritasi pada gusi.
4. Kesulitan Berbicara
Pada usia yang lebih besar, tongue tie juga bisa menyebabkan anak-anak mengalami kesulitan bicara dan masalah artikulasi. Misalnya kata-kata dengan huruf konsonan d, l, r, s, t, th, dan z. Kalau kondisi ini tidak segera diatasi, anak bisa cadel bahkan terlambat bicara (speech delay).
5. Menurunkan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan Emosional
Masalah bicara rupanya juga bisa memengaruhi kesejahteraan emosional anak. Anak-anak yang cadel atau artikulasinya tidak jelas bisa merasa malu dan tidak percaya diri. Akibatnya, ini bisa berdampak pada kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Cara Mengatasi Tongue Tie
Pengobatan tongue tie diberikan tergantung tingkat keparahannya. Kalau si kecil masih bisa menyusu dan makan dengan baik, dokter biasanya akan memantau kondisinya sebab frenulum lidah bisa merenggang seiring waktu.
Sementara, pada kasus yang membuat si kecil sulit menyusu, susah makan, hingga kenaikan berat badannya tidak baik, dokter biasanya akan melakukan prosedur bedah. Lagi-lagi disesuaikan dengan tingkat keparahannya.
- Frenotomi dilakukan pada kasus yang ringan dengan memotong frenulum dengan satu sayatan tanpa obat bius. Prosesnya berjalan cepat, begitu pula dengan recovery-nya. Bahkan bayi bisa langsung menyusu setelah prosedur selesai.
- Frenektomi adalah prosedur untuk memotong frenulum dengan pisau bedah steril dan prosedur ini didahului dengan pemberian obat bius.
- Frenuloplasti dilakukan pada frenulum yang tebal. Prosedur ini juga didahului dengan pemberian obat bius. Kemudian, dokter akan memotong frenulum lidah dengan alat khusus lalu menjahit bekas lukanya. Biasanya pasien butuh terapi wicara dan latihan lidah untuk proses recovery.
Itulah informasi seputar tongue tie pada bayi. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Mam!