Entah karena berebut mainan, makanan, atau perhatian orangtua. Ada saja bahan yang bikin kakak adik berantem. Sebagai orangtua, kadang kita cuma bisa ngelus dada nggak sih, Mam? Sampai-sampai mau cari tahu tips agar kakak adik akur untuk mendamaikan mereka. Pas banget Mama menemukan artikel ini, jadi selamat membaca!
Tips agar Kakak dan Adik Akur
Mama tak perlu khawatir, pertengkaran kakak dan adik adalah hal yang lumrah. Justru ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk belajar menyelesaikan konflik. Meski begitu, orangtua nggak boleh lepas tangan untuk memastikan konflik tersebut tetap berada di “zona aman” ya, Mam. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Mama coba agar anak-anak Mama rukun.
1. Bersikap Adil dan Tidak Pilih Kasih
Sering Mama tidak sadari, seringkali anak berantem karena merasa orangtuanya tidak adil membagi perhatian dan lebih membela salah satunya. Perkara ini bisa membuat kakak dan adik menjadi tidak akur.
Maka dari itu, kontrol pertama sumbernya adalah dari orangtua. Tolong ingat ini baik-baik, ya Mam!
2. Memberikan Cinta yang Sesuai
Sama seperti orang dewasa, anak juga memiliki bahasa cinta yang spesifik. Agar anak merasa dicintai dan tidak cemburu dengan saudaranya, Mama perlu tahu bagaimana cara menunjukkan cinta yang tepat.
Caranya adalah dengan mengenali love language anak. Dengan begitu, setiap anak akan merasa fulfilled sehingga tidak ada ruang untuk menumbuhkan sibling rivalry.
BACA JUGA: 5 PELAJARAN PARENTING DARI DRAKOR QUEEN OF TEARS
3. Tumbuhkan Perasaan untuk Saling Menyayangi dan Menghargai
Tips agar kakak adik akur selanjutnya adalah dengan menumbuhkan perasaan untuk saling menyayangi dan menghargai satu sama lain. Dengan begitu, anak-anak akan paham bahwa sebagai saudara mereka harus saling menjaga bukan menyakiti.
Salah satu cara yang bisa Mama lakukan adalah dengan menempatkan mereka sebagai “satu tim” yang harus menyelesaikan sesuatu bersama-sama.
4. Tidak Membandingkan Satu Sama Lain
Orangtua lain mungkin berpikir bahwa membandingkan adik dengan kakaknya, atau sebaliknya, akan membuat mereka termotivasi. Padahal cara ini justru bisa melukai perasaan anak dan beranggapan bahwa mereka tidak lebih baik dari saudaranya.
Akibatnya, anak bisa kehilangan percaya diri atau justru bertindak semakin agresif karena kesal. Padahal faktanya, setiap anak itu istimewa, mereka memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
5. Ajari Anak Keterampilan Sosial-Emosional
Tidak ada hubungan yang bebas dari konflik, termasuk dalam hubungan adik kakak. Namun, kita bisa mengajarkan keterampilan sosial-emosional pada anak untuk membantu mereka menyelesaikan konflik.
Memang tidak mudah dan harus dilatih berkali-kali sampai nanti akhirnya anak mampu mengekspresikan perasaannya dengan baik tanpa harus bersikap ofensif.
6. Latih Anak Membela Diri dan Menyelesaikan Konflik dengan Damai
Sangat penting bagi orangtua untuk membantu anak meregulasi emosinya. Saat terjadi pertengkaran, berhenti membela salah satunya. Latih mereka untuk membela diri sekaligus mengungkapkan perasaan, kebutuhan, dan harapan mereka.
Bantu mereka mengidentifikasinya dengan cara yang sehat dan terus dorong mereka untuk berusaha menemukan cara yang lebih damai untuk menyelesaikan pertikaian.
7. Tidak Memarahi Anak di Depan Anak Lain
Memarahi anak di depan anak lainnya bisa memberikan dampak yang semakin buruk. Ini bisa membuat anak merasa lebih marah, takut, bahkan trauma. Itu sebabnya, sebelum “memarahi” anak, tenangkan dulu diri Mama.
Kalau situasinya sudah lebih terkontrol, bawa anak ke tempat yang lebih sepi dan mulailah bicara one on one. Ulangi cara yang sama untuk anak lainnya.
8. Buat Aturan Main
Daripada memaksa anak untuk berbagi, akan lebih baik kalau Mama membuat aturan mainnya sejak awal. Ini lebih efektif untuk membuat anak sadar konsep kepemilikan dan rasa tanggung jawab. Misalnya, saat anak berebut mainan rocking horse atau slides and swings dari Mamasewa.
Jangan minta kakak untuk selalu mengalah pada adiknya dan biasakan mereka untuk minta izin sebelum meminjam barang milik orang lain. Mama juga bisa membuat giliran 10 menit untuk kakak dan 10 menit untuk adik. Kalau ini tidak berhasil, katakan konsekuensinya, misalnya Mama akan menyita mainan tersebut.
9. Pastikan Setiap Anak Punya Ruang
Sebagai saudara mereka memang harus berbagi dan saling menyayangi. Meski begitu, setiap orangtua perlu memastikan bahwa masing-masing anak memiliki ruang yang aman buat dirinya sendiri.
Misalnya dengan memisahkan kamar. Terutama kalau mereka memiliki kebiasaan dan temperamen yang cukup berbeda. Memaksa menyatukannya hanya akan menciptakan konflik yang lebih panjang.
10. Cerita tentang Hubungan Saudara
Semua cara di atas dirasa belum ampuh untuk menggugah kesadaran anak supaya akur dengan saudaranya? Tips terakhir ini bisa Mama lakukan, caranya dengan menceritakan hubungan persaudaraan yang “semestinya”.
Mama bisa menceritakan kisah Mama dengan saudara Mama. Katakan betapa menyesalnya Mama dulu pernah memukul adik/kakaknya sampai terluka dan sekarang Mama harus menahan rindu karena sudah tidak bisa bertemu setiap hari seperti dulu. Nggak harus bergenre melodrama seperti contoh ya, Mam. Mama bisa kok menceritakan hal-hal menyenangkan untuk membuat anak-anak sadar betapa berharganya persaudaraan mereka.