Ada momennya ketika anak bisa menolak makanan tertentu. Biasanya saat si kecil mulai berjalan. Bukan karena tahapan berjalannya, tapi di usia-usia itu anak mulai merasa mandiri sehingga merasa “berhak” menolak makanan. Nah, ngomongin soal aksi mogok makan ini, Mama mungkin sering dibuat bingung apa perbedaan picky dan selective eater. Apakah ini berbahaya dan bagaimana cara mengatasinya? Cek informasi selengkapnya yuk, Mam!
Apa Itu Picky Eater?
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), picky eating sebenarnya termasuk hal yang normal dalam fase perkembangan anak di rentang usia 1-3 tahun. Picky eater umumnya masih mau mengonsumsi makanan, baik yang belum maupun sudah pernah dimakan sebelumnya. Namun, mereka cukup pemilih karena mungkin tidak suka dengan rasa atau tekstur makanan tersebut.
Apa Itu Selective Eater?
Sementara itu, selective eating bisa dibilang sebagai masalah makan yang cukup serius. Pada kondisi ini, selective eater cenderung menolak hampir semua kelompok makanan tertentu sehingga membuat si kecil berisiko mengalami defisiensi gizi bahkan bisa menyebabkan gangguan perkembangan dan stunting.
BACA JUGA: 7 JENIS GANGGUAN MAKAN PADA ANAK, AWASI TANDA-TANDANYA!
Perbedaan Picky dan Selective Eater
Istilah picky eater dan selective eater sering digunakan secara bergantian sehingga membuat Mama bingung apa bedanya. Setelah menyimak definisi di atas, berikut ini adalah beberapa kriteria lain yang menjelaskan perbedaan picky dan selective eater.
1. Karakteristik Umum
- Picky eater: biasanya menolak kelompok makanan tertentu yang sudah pernah dicoba atau sama sekali baru. Meski begitu, si kecil biasanya masih mau mencicipinya meskipun dalam jumlah yang sangat terbatas dan mau jika disajikan dalam bentuk yang berbeda. Misalnya, tidak suka telur mata sapi, tapi mau makan telur rebus.
- Selective eater: bersikap “sangat teliti” terhadap kelompok makanan tertentu, baik dari segi tekstur, rasa, warna, atau suhunya. Pada akhirnya, mereka sering kali menolak semuanya, sekali pun disajikan dalam bentuk yang berbeda-beda.
2. Fleksibilitas
- Picky eater: mungkin menolak banyak jenis makanan tapi mereka masih bisa menoleransi beberapa variasi. Disebutkan kalau mereka setidaknya bisa menerima 30 atau lebih jenis makanan. Namun, pada akhirnya mereka akan tetap makan ketika merasa lapar.
- Selective eater: memiliki preferensi yang sangat kuat sehingga mereka bisa benar-benar menolak kelompok makanan tertentu. Mereka hanya menerima kurang dari 20 jenis makanan dan tetap menolak meskipun merasa kelaparan.
BACA JUGA: APA SAJA PERBEDAAN STUNTING DAN WASTING? MAMA WAJIB TAHU!
3. Faktor Penyebab
- Picky eating: sering kali terjadi sebagai bagian dari tahap perkembangan atau faktor eksternal, seperti pengenalan variasi makanan yang terbatas, preferensi menu keluarga, dan kebiasaan makan yang pilih-pilih.
- Selective eating: disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu, seperti trauma makan, masalah menelan, gangguan pemrosesan sensorik, dan autisme.
4. Rentang Usia
- Picky eating: paling sering terjadi pada balita dan hanya bersifat sementara, kondisi ini akan membaik seiring dengan bertambahnya usia dan pengenalan makanan yang lebih variatif.
- Selective eating: bisa terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama, mulai dari masa kanak-kanak dan berlanjut sampai dewasa nanti.
5. Dampak
- Picky eating: bisa menyebabkan kesenjangan nutrisi, tapi karena anak masih mau mengonsumsi makanan lainnya ini masih bisa diatasi—meskipun pilihan variasinya terbatas.
- Selective eating: mengakibatkan masalah gizi yang serius karena anak menghindari seluruh kelompok makanan karena preferensi tertentu.
BACA JUGA: FOOD CHAINING, SOLUSI CERDAS UNTUK ANAK YANG SUSAH MAKAN
6. Pola Perilaku
- Picky eater: sering kali mengamuk, menolak tegas, atau mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap makanan tertentu.
- Selective eater: lebih terkesan diam-diam, mereka menolak dan mengekspresikan ketidaksukaannya dengan cara yang lebih terkendali, sering kali sangat spesifik.
7. Intervensi
- Picky eating: dianggap sebagai fase yang normal dalam perkembangan anak dan akan membaik seiring waktu, juga tidak memiliki dampak jangka panjang. Umumnya masih dapat ditangani oleh Mama dan Papa dengan berbagai “strategi”.
- Selective eating: memerlukan intervensi yang lebih terstruktur, mungkin perlu melibatkan terapi untuk mengatasi gangguan medis atau perilaku yang mendasarinya.
BACA JUGA: 9 CARA MELATIH MINDFUL EATING PADA ANAK DAN KENAPA INI PENTING
Itulah perbedaan picky dan selective eater ya, Mam! Untuk mencegah ini, Mama bisa memperkenalkan kebiasaan makan yang baik sedini mungkin. Salah satunya dengan membiasakan si kecil duduk tenang ketika makan tanpa distraksi gadget maupun televisi.
Kalau Mama butuh kursi makan dan peralatan pendukung MPASI lain seperti food processor, sewa aja di Mamasewa! Dijamin harganya terjangkau dan kualitasnya bisa diandalkan.
-
Mamas&Papas Snug – NAVY BLUERp4.555 / Hari
-
Mamas&Papas Snug – DUSKY ROSERp4.555 / Hari
-
Joie Meet Snacker 2in1 Highchair – Pastel ForestRp5.000 / Hari
-
OONEW Baby Pure 6in1 Digital Baby Food Processor – Green Honey LimiteRp6.666 / Hari
-
Oonew Digital Steam Sterilizer & DryerRp4.000 / Hari
-
Ingenuity Baby Base 2in1 Booster Seat – Ultramarine GreenRp2.666 / Hari
-
Joie Multiply 6in1 High Chair – FernRp7.666 / Hari
-
Yamatoya Tatameru High Chair – NaturalRp4.833 / Hari
-
Ingenuity Trio 3in1 High Chair Elite – NashRp5.333 / Hari
-
Ingenuity Baby Base 2in1 Booster Seat – RedRp2.666 / Hari
-
Joie Mimzy Snacker High Chair – Cosy SpaceRp4.666 / Hari
-
Joie Multiply 6in1 High Chair – Petite CityRp7.666 / Hari