Sebagai orangtua kita perlu mengakui bahwa zaman telah banyak berubah dan kita tidak bisa menuntut anak sebagaimana dulu kita dibesarkan. Salah satu gaya pengasuhan yang banyak diadopsi sekarang ini adalah panda parenting. Di mana orangtua hanya memberikan bantuan pada anak ketika dibutuhkan. Untuk penjelasan selengkapnya, simak artikel berikut!

Apa Itu Panda Parenting?

Sumber: Pexels

Istilah panda parenting pertama kali digagas oleh Esther Wojcicki dalam bukunya yang berjudul “How to Raise Successful People: Panda Parenting” yang diklaim sebagai gaya mengasuh paling relevan untuk orangtua modern di zaman ini.

Panda parenting sendiri merujuk pada gaya asuh yang memberikan bantuan pada anak hanya ketika mereka membutuhkannya. Artinya, sebagai orangtua, Mama tidak perlu buru-buru menyelesaikan, mengawasi, apalagi mengontrol semua hal yang anak lakukan.

Sebaliknya, Mama bisa membiarkan anak mendatangi Mama ketika butuh bantuan. Dengan begitu, orangtua bisa memberikan kesempatan pada anak untuk bereksperimen, mengambil risiko, dan membuat kesalahan. 

Menerapkan Panda Parenting dengan TRICK

Meski tampak sebagai pola asuh yang ideal, butuh konsistensi agar metode pengasuhan ini tetap berada pada koridor yang tepat. Keluar dari jalurnya, Anda justru bisa dicap sebagai lazy parents — padahal konsepnya kan bukan begitu.

Maka dari itu, kalau Mama tertarik menerapkan panda parenting dalam membesarkan si kecil, yuk coba terapkan metode TRICK (Trust, Respect, Independence, Collaboration, Kindness) berikut ini.

1. Trust (Kepercayaan)

Menerapkan panda parenting artinya Mama harus percaya pada diri sendiri dan anak. Percaya bahwa Mama mengambil keputusan yang tepat dan percaya bahwa si kecil tahu dan mampu melakukan sesuatu sesuai kehendaknya.

2. Respect (Rasa Hormat)

Sumber: Pexels

Kedua, pola asuh panda juga mendorong orangtua untuk menghormati keputusan anak. Begitu pula pada cara-cara yang mereka gunakan untuk menyelesaikan masalahnya.

3. Independence (Kemandirian)

Dalam hal ini, kemandirian berarti kemandirian dalam berpikir dan bertindak. Pola asuh ini mendorong anak untuk “menikmati” kemandirian dan tanggung jawab karena mereka adalah orang yang memegang kendali atas keadaan.

Baca Juga: Elephant Parenting: Kelebihan dan Hal yang Harus Dihindari

4. Collaboration (Kolaborasi)

Sumber: Pexels

Jangan salah mengartikan panda parenting sebagai pola asuh yang egosentris dan individualis. Pasalnya, dalam menerapkan pola asuh ini, Mama juga perlu mendorong anak untuk bekerja sama dengan orang lain — bai di lingkungan keluarga, sekolah, atau sekitarnya.

5. Kindness (Kebaikan)

Terakhir, jadikan kebaikan sebagai landasan dalam berpikir dan bertindak. Bersikaplah baik sehingga anak bisa melihat bahwa kebaikan dan kasih sayang bisa memberikan hasil yang positif. Termasuk saat mengalami kegagalan.

Menerima kegagalan dan belajar dari kesalahan akan membantu anak menemukan cara-cara untuk mengatasi hambatan dan situasi sulit.

Jebakan Panda Parenting yang Harus Dihindari

Inti dari pola asuh panda adalah memberi ruang bagi anak untuk mengatasi masalah. Bukan membiarkan mereka berbuat sesuka hati tanpa memerhatikan situasi dan kondisi sekitarnya. Maka dari itu, waspadai jebakan-jebakan berikut ini. 

1. Kebebasan saat Membuat Keputusan

panda parenting
Sumber: Freepik

Perlu Mama pahami bahwa memberi kebebasan untuk membuat keputusan harus dibarengi dengan menanamkan rasa tanggung jawab. Anak-anak tetap perlu diberi tahu bahwa setiap tindakan dan keputusan yang mereka buat ada konsekuensinya.

Ingat, membiarkan anak berpikir sendiri tidak sama dengan memberi mereka kebebasan penuh. Saat membutuhkan bantuan, orangtua harus tanggap dan fokus membantu mereka mengatasi kebuntuan.

2. Menjaga Keseimbangan

Lagi-lagi, memberi kebebasan bukan berati membiarkan anak melakukan apapun yang mereka suka. Oleh karenanya, tetaplah bersikap seimbang. Mama perlu tahu batas antara mendorong keterampilan anak membuat keputusan (sesuai usianya) dan kapan mereka harus mengikuti aturan.

3. Dukungan untuk Anak

panda parenting
Sumber: Pexels

Menjadi panda parents bukan sebuah pilihan untuk menormalisasi lazy parents. Mama tetap perlu memberikan “rambu-rambu” saat mereka membuat kesalahan, mengalami kegagalan, dalam bahaya, atau butuh bantuan.

Orangtua tidak boleh bersikap seolah-olah anaknya sudah dewasa dan sepenuhnya memahami konsekuensi atas apa yang mereka lakukan. Pada dasarnya, anak-anak tetap perlu diberi arahan dan pengetahuan sehingga mereka belajar bagaimana cara yang benar.

Itulah beberapa tips soal panda parenting yang bisa Mama terapkan. Terus dukung dan bersamai tumbuh kembang anak dengan Mamasewa. Selain mendapatkan berita informatif, Mama juga bisa menemukan segala perlengkapan anak yang Mama butuhkan sesuai tahapan usianya. Mulai dari stroller, trike, hingga balance bike. Temukan perlengkapan lainnya dengan mengunjungi www.mamasewa.com

Tinggalkan Balasan