Sumber: Pexels
Orangtua yang punya bayi dan/atau balita di rumah, pasti paham betul betapa menantangnya momen tidur siang. Alih-alih cepat naik ke kasur, biasanya anak-anak lebih memilih melanjutkan permainan atau aktivitasnya. Padahal banyak riset telah membuktikan jika tidur siang baik untuk mendukung tumbuh kembang mereka. Nah, kalau Mama punya problem serupa, yuk baca artikel ini sampai selesai!
Manfaat Nap Training untuk Anak
Sumber: Pexels
Sama seperti makan, tidur yang cukup juga memiliki banyak manfaat untuk mendukung proses tumbuh kembang anak.
Saat tidur, tubuh menghasilkan hormon pertumbuhan (HGH) juga protein yang mendukung imunitas tubuh untuk menangkal stres, infeksi, dan penyakit.
Selain itu, tidur siang yang cukup juga membantu anak tidur lebih lelap dan lama di malam hari serta meningkatkan fungsi emosional dan mental. Jadi, anak nggak gampang rewel, Mam!
Nah ternyata, selain bermanfaat untuk anak, momen tidur siang ini juga terbukti ampuh meningkatkan suasana hati orangtua sekaligus mengurangi stres dan bahkan depresi, lho.
Tips dan Cara Memulai Nap Training
Setelah memahami manfaat tidur siang buat anak, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana ya cara supaya anak mau tidur siang?
Yap, caranya adalah cara dengan nap training alias latihan tidur siang. Berikut ini adalah 7 tips untuk memulainya. Yuk, disimak!
1. Kenali Tanda-tanda Mengantuk pada Anak
Sumber: Pexels
Pertama, Mama harus lebih peka untuk mengenali tanda mengantuk. Contohnya, mengusap mata, tatapan mulai sayu, atau jadi rewel. Jika sudah begitu, ini bisa jadi waktu yang pas untuk memulai nap training.
2. Tidur Siang Setelah Makan
Salah satu anjuran nap training adalah mengajak anak tidur siang tidak lama setelah selesai makan. Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga biasanya jadi mengantuk setelah makan siang.
3. Konsisten dengan Jadwal Tidur Siang
Sumber: Pexels
Selanjutnya, supaya nap training sukses Mama perlu menerapkan jadwal tidur siang dengan konsisten. Mungkin awalnya agak berantakan, tapi kalau sudah jadi rutinitas pasti lebih mudah. Selain itu, perhatikan juga durasinya. Cukup 1-2 jam agar anak tidak kesulitan tidur di malam hari.
4. Buat Anak Sibuk Sebelum Nap Training Dimulai
Sebelum jam tidurnya tiba, biarkan anak bermain dan beraktivitas sesukanya. Harapannya sih supaya mereka lelah dan lebih mudah diajak tidur.
Tapi ada juga anak yang malah menolak tidur karena keasikan bermain. Untuk mengatasinya, coba berikan pengertian pada anak kalau mereka bisa bermain lagi nanti setelah bangun tidur. Kalau masih belum mempan, jangan dipaksa ya Mam. Terus berikan pengertian kalau tidur siang itu baik untuknya.
5. Ciptakan Suasana yang Nyaman untuk Melancarkan Nap Training
Sumber: Pexels
Sama seperti saat tidur malam, ciptakan kondisi dan suasana yang nyaman. Seperti memastikan pakaiannya tidak basah keringat, popoknya sudah diganti, melakukan rutinitas seperti berdoa, dan menempatkannya dalam ruangan yang redup dan tenang.
6. Jangan Bereaksi Berlebihan Jika Anak Menangis Selama Nap Training
Meski sudah dikondisikan, ada kalanya anak masih menolak tidur siang. Untuk menghadapinya, cobalah untuk tidak bereaksi terhadap setiap rengekan. Bisa jadi itu tanda mereka sudah mengantuk.
Begitu juga saat mereka menggeliat atau menangis. Beri beberapa waktu untuk memutuskan apakah Mama perlu melakukan intervensi atau tidak. Karena mereka mungkin bisa tertidur lagi tanpa bantuan Mama.
7. Latih Anak untuk Tidur Sendiri
Sumber: Pexels
Tips nap training yang terakhir adalah melatih mereka untuk tidur sendiri tanpa paksaan. Jika tanda-tanda mengantuk sudah kelihatan, Mama cukup mengajak mereka ke tempat tidurnya.
Itulah tips memulai nap training yang bisa Mama coba di rumah. Selagi si kecil bobo, lumayan nih Mama bisa me time sebentar. Nah, supaya bisa nyantai dengan tenang, pastikan keamanan si kecil terjamin ya, Mam.Mama bisa memasang bedrail atau meletakkan si kecil dalam baby box. Serunya, semua perlengkapan itu bisa ditemukan di Mamasewa. Nggak cuma itu aja, Mama juga bisa menemukan perlengkapan hingga permainan bayi lainnya di sana. Nunggu apa lagi sih, Mam?