Pura-pura sakit sering digunakan sebagai alasan untuk menghindari sesuatu. Termasuk oleh si kecil agar bisa bolos sekolah. Terlepas dari apa alasannya, Mama perlu waspada jika ini sering terjadi. Apakah anak benar-benar sakit atau sebenarnya Anda sedang berurusan dengan Munchausen Syndrome. Apa itu? Mari simak penjelasan selengkapnya di sini!
Apa Itu Munchausen Syndrome?
Munchausen Syndrome adalah salah satu jenis gangguan mental yang namanya diadaptasi dari sebuah film berjudul The Adventures of Baron Munchausen (1988). Dalam film itu, Munchausen terkenal suka membual dan melebih-lebihkan cerita.
Sementara itu, dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan Factitious Disorder Imposed on Self (FDIS) — alias gangguan buatan yang dipaksakan pada diri sendiri.
Nah, FDIS sendiri tergolong sebagai gangguan mental serius, dimana penderitanya sering pura-pura sakit atau melebih-lebihkan kondisinya hanya untuk mendapatkan perhatian orang lain. Menurut laman WebMD, gangguan mental ini paling sering dilakukan oleh dewasa muda, tapi bisa juga dialami anak-anak usia sekolah.
Orang dengan sindrom Munchausen bisa menunjukkan peran “sakitnya” dalam sejumlah cara, seperti:
- Pura-pura memiliki gejala psikologis, seperti mengaku melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
- Pura-pura memiliki gejala fisik, seperti mengaku mengalami sakit perut, sakit kepala, atau sesak napas.
- Sengaja untuk jatuh sakit, seperti sengaja melukai diri dan menginfeksi lukanya.
BACA JUGA: STRESS LANGUAGE ANAK: APA ITU DAN MACAM-MACAMNYA
Penyebab Munchausen Syndrome?
Kasus ini bisa dibilang cukup rumit dan penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami. Meski begitu, para ahli percaya jika kondisi ini bisa dipengaruhi oleh kombinasi faktor psikologis, sosial, gangguan mental bawaan, dan biologis seperti berikut ini:
1. Faktor Psikologis
- Riwayat trauma atau kekerasan (emosional, fisik, maupun seksual) di masa lalu yang membuat anak merasa diabaikan dan ditelantarkan sehingga kesulitan membangun hubungan yang sehat.
- Perasaan tidak mampu atau low self-esteem sehingga anak selalu haus validasi dan perhatian dari orang lain.
- Momen sedih atau kehilangan di masa lalu yang belum terselesaikan dan membuat anak “gagal move on”.
2. Faktor Sosial
- Hubungan keluarga yang buruk sehingga membuat anak mengalami attachment issue, yang salah satunya adalah dengan berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian.
- Minimnya support system dan social connection sehingga mendorong anak untuk mengarang skenario yang mengundang simpati orang lain.
- Pernah menjalani perawatan kesehatan ekstensif atau jangka panjang akibat penyakit kronis dan merasa menikmati pengalaman tersebut.
- Masalah perundungan di sekolah yang membuat anak merasa tidak berdaya sehingga mengembangkan coping mechanism yang tidak adaptif untuk mengendalikan atau memanipulasi keadaan melalui kesehatannya.
3. Gangguan Kesehatan Mental Bawaan
Banyak orang dengan Munchausen syndrome dilaporkan juga memiliki kondisi kesehatan mental lainnya, seperti:
- Antisocial personality disorder
- Borderline personality
- Narcissistic personality disorder
- Gangguan kecemasan
- Depresi
4. Faktor Biologis
- Masalah neurologis dan kelainan fungsi otak, seperti masalah dengan pengendalian impuls atau pengaturan emosi.
- Riwayat keluarga dengan gangguan kesehatan mental yang diduga bisa meningkatkan risikonya.
BACA JUGA: APA ITU POSTPARTUM PSYCHOSIS: GEJALA, PENYEBAB, DAN PENANGANANNYA
Gejala Munchausen Syndrome pada Anak
Untuk mengetahui apakah gejala sakit yang dikatakan anak memang benar adanya atau hanya “karangan”, Mama bisa memeriksanya dengan mengetahui gejala sindrom Munchausen berikut ini:
- Sering mengatakan gejala yang dirasakan memburuk tapi tidak bisa menjelaskannya secara konsisten.
- Mengatakan gejalanya sudah hilang ketika akan dibawa atau berada di rumah sakit, tapi akan “kambuh” lagi setelahnya.
- Menolak untuk mengonsumsi obat yang dianjurkan oleh dokter.
- Sebaliknya, anak mungkin memaksa untuk melakukan pemeriksaan, tes kesehatan, bahkan operasi untuk membuktikan bahwa mereka memang sakit.
- Saat sedang berpura-pura sakit, anak jadi sangat tergantung dan sering meminta bantuan orang lain—bahkan untuk hal-hal sederhana yang sebenarnya masih bisa mereka lakukan.
- Sering ketahuan berbohong atau mengarang cerita saat bicara dengan orang lain.
BACA JUGA: PARENTAL ALIENATION SYNDROME: APA ITU DAN BAHAYANYA BAGI ANAK
Dampak Munchausen Syndrome pada Anak Usia Sekolah
Melihat ini sebagai kondisi yang serius, ada bagusnya kalau Mama segera mengonsultasikannya dengan dokter, psikiater, atau psikolog anak. Jika tidak, dampak-dampak di bawah ini harus siap Mama hadapi.
1. Sering Tidak Masuk Sekolah
Anak-anak dengan sindrom Munchausen akan sering mengarang atau membesar-besarkan penyakit sehingga membuat mereka sering bolos sekolah. Akibatnya, anak bisa ketinggalan pelajaran dan ujung-ujungnya memengaruhi prestasi akademiknya.
2. Konsekuensi Kesehatan yang Sebenarnya Tidak Diperlukan
Karena kondisi ini, anak mungkin harus menjalani perawatan medis atau tes kesehatan yang sebenarnya tidak diperlukan dan justru hanya memberi dampak buruk pada kesehatannya. Selain itu, ketika anak terus mempersepsikan dirinya “sakit”, dalam jangka panjang ini bisa menyebabkan masalah kesehatan mental.
3. Sulit Bergaul dengan Teman-temannya
Guru dan teman-temannya mungkin bersimpati pada awalnya. Namun, lama-lama mereka bisa berubah menjadi skeptis bahkan frustrasi dengan bualan yang mereka lakukan. Anak pun mungkin akan “diasingkan” karena dianggap mencari perhatian dengan cara yang tidak sehat.
Mam, itulah penjelasan tentang Munchausen syndrome pada anak-anak. Untuk mengatasinya, butuh upaya kolaboratif antara orang tua, keluarga, pendidik, dan tenaga kesehatan profesional untuk membantu anak mengembangkan cara yang lebih sehat untuk mencari dukungan dan koneksi.
Supaya ini tidak sampai terjadi, mari bersamai anak di setiap fase kehidupannya. Jadilah sahabat sekaligus role model yang baik untuk anak-anak Anda. Ajak mereka bicara dan sering-sering temani mereka bermain. Nah, supaya Mama dan si kecil nggak mati gaya, sewa aja aneka maianan anak hanya di Mamasewa. Yuk, cek koleksinya di www.mamasewa.com!
-
Informa Meja Anak Round – HijauRp7.666 / Hari
-
Kolam Bola Ball Pit Large – Cream (Include Bola)Rp4.464 / Hari
-
Leap Frog Scoop & Learn Ice Cream Cart Diskon KondisiRp8.035 / Hari
-
ELC Keyboard Key-Boom-Board – Red Diskon KondisiRp5.500 / Hari
-
Happy Play Bus Slide Swing 3in1 – GreenRp20.222 / Hari
-
Fisher Price Pull & Play Learning WagonRp3.928 / Hari
-
Playgro Music And Light Pop Up Jungle PalsRp2.678 / Hari
-
Fisher Price Infant A to Z OtterRp3.928 / Hari
-
Fisher Price Linkimals Infant Smooth Moves SlothRp3.928 / Har1
-
Leapfrog Learn And Groove Musical TableRp4.500 / Hari
-
Skip Hop Zoo Indoor Ride-On Scooter Toy – DogRp7.143 / Hari
-
Labeille Dream Playhouse & Slide Luxury Complete Set – Atap UnguRp16.607 / Hari