Teknik power pumping merupakan topik yang harus Mama ketahui sedini mungkin. Ini berguna untuk mencari alternatif dalam memenuhi kebutuhan ASI si kecil, bila sewaktu-waktu suplai ASI Mama tidak mencukupi.
Mengapa terkadang suplai ASI Mama tidak cukup? Melansir laman Verywell Family, ini disebabkan dari beberapa di antara Mama yang menghasilkan lebih banyak ASI melalui teknik pemompaan.
Lebih tepatnya sesuai ritme tubuh dalam memproduksi ASI di suatu waktu tertentu. Misal, ada Mama yang lebih banyak memproduksi ASI di pagi hari, namun lebih sedikit di sore hari sehingga butuh pemompaan untuk bisa mengeluarkan ASI.
Meski begitu, belum tentu pemompaan bisa menambah pasokan ASI secara efektif, sehingga tidak sesuai yang diharapkan oleh Mama. Dalam laman Milkin’ Cookie saja, misalnya, dikatakan banyak Mama yang mengeluhkan pasokan ASI yang rendah.
Inilah sebabnya Mama dianjurkan untuk menggunakan teknik power pumping, dalam upaya memproduksi ASI dalam jumlah besar namun tidak membebani fisik Mama. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenainya.
Apa itu Teknik Power Pumping?
Teknik power pumping atau yang dikenal sebagai cluster pumping, merupakan suatu cara mendapatkan lebih banyak ASI dengan meninggalkan pompa di payudara Mama. Dengan kata lain, Mama memerah ASI sebanyak frekuensi Mama menyusui bayi yang sedang di masa lonjakan pertumbuhan.
Misal, awalnya Mama perlu menyusui si kecil setiap 3 jam sekali. Namun dengan menggunakan teknik power pumping, si kecil hanya perlu asupan ASI sebanyak dua atau tiga kali setiap harinya.
Sifat teknik power pumping ini tidak wajib dan hanya sebagai pelengkap pemompaan reguler, dilakukan di luar rutinitas Mama. Meski begitu, pasokan ASI yang dihasilkan bisa menggantikan satu sesi pemompaan reguler.
Namun, perlu digaris bawahi bahwa Mama tidak bisa melakukan teknik power pumping bila bayi sering menyusui. Sebab, tubuh Mama akan kesulitan membuat susu tambahan di jam-jam istirahat.
Catatan Tambahan
Menggunakan teknik power pumping juga perlu memperhatikan berapa banyak Mama melakukan sesi menyusui. Lantaran bisa berpengaruh terhadap suplai ASI yang dihasilkan ke depannya.
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan penurunan suplai ASI:
- Mama kembali bekerja sehingga tidak bisa menyusui sesering dulu.
- Melewatkan sesi menyusui karena sekarang bayi lebih sering makan makanan padat.
- Sakit/menelan obat yang mengandung pseudoefedrin.
- Sedang menstruasi.
- Kebutuhan kalori yang tidak tercukupi.
- Dan masih banyak lagi.
Terlepas itu, teknik power pumping tetap bisa membantu merangsang produksi susu secara alami dan mengembalikan rutinitas pemompaan Mama ke jalur semula.
Sebelum Melakukan Teknik Power Pumping
Sebelum melakukan teknik power pumping, tentu Mama perlu menentukan, apakah ingin menggunakan pompa manual atau elektrik. Jika Mama ingin kemudahan, coba gunakan pompa elektrik karena kinerja dan frekuensinya lebih efektif. Tidak ada yang salah dengan menggunakan pompa manual, namun ini bisa membuat Mama cepat lelah.
Menggunakan pompa ASI elektrik milik Mamasewa sangat direkomendasikan untuk Mama. Selain bisa menggunakan pompa dengan kualitas dan higienitas terbaik, Mama bisa cerdas dalam mengelola keuangan keluarga. Solanya, Mama tidak perlu membelinya, dengan menyewanya Mama sudah bisa menggunakan pompa ASI yang berkualitas apik. Sekali mengayuh, dua tiga pulau terlampaui kan, Mam?
Lebih baik lagi bila Mama menggunakan pompa payudara listrik ganda dan bra menyusui bebas tangan. Karena nantinya Mama bisa memerah ASI sambil melakukan berbagai aktivitas menyenangkan, seperti mengemil, membaca, dan lain sebagainya.
Cara Melakukan Teknik Power Pumping
Jika sudah meyakini power pumping mendatangkan banyak manfaat bagi tubuh Mama dan kebutuhan si kecil, maka selanjutnya adalah mempraktekkannya.
Mulai saja dengan menghidupkan pompa selama satu jam/hari, dengan catatan tidak ada gangguan saat Mama melakukannya. Akan lebih baik jika Mama melakukannya di pagi hari, karena saat itulah persediaan susu banyak wanita paling tinggi.
Selama proses pemompaan, usahakan tidak memompa secara asal-asalan karena bisa merugikan diri Mama sendiri dan si kecil. Ada baiknya Mama menggunakan pola pemompaan yang ditunjukkan sebagai berikut:
- Mulai dengan memompa selama 20 menit, lalu istirahat selama 10 menit.
- Pompa lagi selama 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan istirahat selama 10 menit.
- Akhiri dengan memompa lagi selama 10 menit.
- Lakukan ini sebanyak sekali atau dua kali sehari.
Jika Mama merasa keberatan dengan cara di atas, Mama bisa menggunakan alternatif lain yang lebih ringan:
- Pompa selama 5 menit, lalu istirahat selama 5 menit.
- Pompa lagi selama 5 menit, kemudian dilanjutkan dengan istirahat selama 5 menit.
- Akhiri dengan memompa lagi selama 5 menit
- Lakukan ini sebanyak lima atau enam kali sehari.
Anda juga dapat mencoba pemompaan ganda: menggunakan kedua payudara selama setiap sesi. Sebagai alternatif, Anda mungkin ingin menyusui bayi Anda dengan satu payudara sambil memompa payudara yang lain.
Sisa hari bisa Mama gunakan untuk mengikuti rutinitas pemompaan dan/atau menyusui reguler. Idealnya meniru jadwal menyusui bayi seperti biasa dengan durasi waktu yang normal.
Namun, perlu diingat bahwa melakukan dua sesi cluster pumping yang panjang dalam satu hari dapat menguras mental dan fisik Mama. Sadarilah bahwa tubuh setiap Mama berbeda. Maka itu, sesuaikanlah penetapan lama waktu menghidupkan pompa dengan kondisi tubuh Mama.
Demikianlah artikel mengenai teknik power pumping dari Mamasewa. Semoga bisa memudahkan perjalanan Mama dalam men-ASI-hi si kecil, ya!