Fix no debat, menghadapi anak tantrum bukan hal mudah. Mama mungkin merasa kewalahan atau bahkan ikut tersulut saat si kecil sedang tantrum. Meski begitu, orangtua tetap harus berada di dekat si kecil dan membantu mereka meregulasi emosinya. Berikut adalah penyebab dan tips menghadapi anak tantrum yang bisa dipraktekkan.
Apa Itu Tantrum?
Tantrum adalah kondisi dimana anak usia dini memperlihatkan perilaku ekstrem bahkan agresif akibat belum mampu mengomunikasikan kebutuhan atau perasaan mereka sehingga membuatnya frustasi.
Perilaku ini banyak dialami anak-anak yang berusia 1-3 tahun saat perkembangan bahasanya mulai meningkat namun belum sempurna. Itu sebabnya kemudian mereka mengekspresikan emosinya dalam bentuk ‘tak biasa’, seperti menangis, berteriak, melempar barang, memukul, atau menggigit.
Meski melelahkan tapi tantrum menunjukkan tahap perkembangan emosi anak normal. Mama juga tak perlu khawatir karena semakin mereka besar, frekuensinya akan berkurang.
Penyebab Tantrum pada Anak
Selain dipicu oleh kondisi fisiologis, seperti lelah, lapar, atau sakit, penyebab tantrum juga bisa dikenali lewat jenis-jenisnya seperti di bawah ini.
1. Tantrum Manipulatif
Tantrum manipulatif biasanya muncul ketika anak mengalami penolakan atau saat keinginannya tidak terpenuhi. Biasanya mereka akan tantrum dengan cara yang ‘dibuat-buat’ untuk mendorong orang lain mengikuti keinginannya.
2. Tantrum Frustasi
Tantrum frustasi terjadi karena anak belum bisa mengekspresikan dan mengomunikasikan apa yang mereka rasakan atau inginkan. Misalnya karena tidak berhasil melakukan sesuatu atau merasa tertekan dengan lingkungan sekitarnya.
3. Tantrum Putus Asa
Tantrum putus asa seringkali ditandai dengan berdiam diri, tidak bersemangat, dan merasa tidak berdaya. Biasanya ini disebabkan oleh ledakan emosi yang cukup tinggi karena merasa takut atau tidak nyaman tapi mereka tidak berani atau belum mampu mengatakannya.
Cara Mengatasi Anak Tantrum
Meskipun hal yang normal, Mama tetap perlu mengatasi tantrum dengan tepat agar tidak menjadi kebiasaan buruk di kemudian hari. Selain itu mengatasinya dengan benar juga akan membantu mereka mengelola emosi dengan lebih baik. Berikut beberapa cara yang bisa dicoba.
1. Tetap Tenang
Saat anak tantrum, jangan sampai Mama dan Papa ikut-ikutan ‘tantrum’. Alih-alih ikut berteriak, cobalah tarik nafas dalam-dalam dan tetap tenang. Ini bisa membantu Mama berpikir jernih menghadapi perilaku anak.
2. Bawa Anak ke Tempat Tenang
Jika anak tantrum di tempat umum, sebaiknya Mama segera membawa mereka ke tempat yang lebih tenang. Selain mengurangi kepanikan Mama, si kecil jadi punya ‘kesempatan’ untuk mengekspresikan perasaannya. Sembari menunggunya lebih tenang, bantu mereka mengenali emosinya.
3. Pastikan Mereka Tetap Aman
Mama diperbolehkan ‘mengabaikan’ ledakan emosi si kecil selagi anak tidak dalam situasi yang bisa membahayakan keselamatannya. Meski begitu, tetap temani mereka agar anak tidak merasa diabaikan.
4. Berikan Pelukan
Mama juga bisa memeluk si kecil erat-erat saat mereka sedang tantrum. Riset membuktikan jika pelukan bisa membantu anak meredakan amarah atau emosi yang meluap-luap. Selagi memeluk, beri tahu mereka bahwa Mama tetap menyayangi mereka meski tidak bisa membenarkan tindakannya.
5. Beri Solusi dari Penyebab Tantrumnya
Seringkali anak tantrum karena keinginannya tidak terpenuhi. Jika Mama mengetahui apa penyebabnya, maka segera berikan solusinya. Misalnya karena mereka lapar, maka segera ajak mereka makan. Tapi jika tantrumnya bersifat manipulatif, Mama tetap perlu tegas dan konsisten. Ini bisa mengurangi frekuensi tantrum, lho. Itulah informasi-informasi seputar tantrum pada anak. Untuk mendapatkan informasi lain seputar dunia anak dan parenting, Mama bisa terus mengikuti artikel kami karena Mamasewa tidak hanya menyediakan berbagai kebutuhan dan perlengkapan bayi saja, seperti mainan, keperluan MPASI, atau perlengkapan traveling saja tapi juga informasi penting lainnya. Semoga bermanfaat!