Beberapa waktu lalu viral seorang balita asal Singapura berdiri di ambang jendela sebuah rumah susun. Bukan perkara siapa yang salah, tapi sering kali anak-anak belum paham apa itu bahaya. Maka, tugas kitalah untuk mengajari anak risiko bahaya. Yuk, lakukan dengan cara berikut ini!

Cara Mengajari Anak Risiko Bahaya

Untuk mengatasi keterbatasan anak dalam menganalisa bahaya, Mama bisa mengajarkan anak soal risiko bahaya sekaligus mengasah kemampuan berpikirnya. Beriku adalah beberapa hal yang bisa Mama lakukan.

1. Tetapkan Batasan

Mengajari Anak Risiko Bahaya

Anak-anak mungkin masih terlalu kecil untuk memahami bahaya, tapi Mama bisa menyiasati ini dengan menetapkan batasan yang jelas. Caranya, tentukan tempat mana saja yang boleh mereka datangi sendiri dan mana yang harus ditemani Mama atau orang dewasa lainnya. Juga termasuk siapa–siapa saja yang boleh ditemu dan hal-hal yang boleh dilakukan.

2. Dorong Anak Mengambil Risiko yang Sehat

Mama boleh saja mendorong anak untuk mencoba makanan baru, membantu Mama memasak, atau mencoba setiap permainan di playground. Namun, jika si kecil mulai terlibat dalam permainan berisiko atau adu berani dengan teman-temannya, Mama harus mengingatkan bahwa itu tidak boleh dilakukan karena membahayakan keselamatannya. 

3. Ajarkan Anak Mengendalikan Diri dan Emosi

Banyak hal-hal berbahaya terjadi karena impulsivitas. Maka dari itu, penting bagi Mama untuk mengajari anak mengendalikan diri dan mengatur emosinya. Mereka tidak perlu terpancing ketika dikatain teman-temannya karena tidak berani melompat dari tangga atau sebagainya. Dengan sikap yang tenang, anak akan lebih mudah membedakan mana yang berbahaya dan tidak.

4. Bantu Anak Membayangkan Konsekuensi

Cara lain untuk mengajari anak risiko bahaya adalah mengajak mereka membayangkan konsekuensi dari tindakannya. Soal caranya, bisa Mama sesuaikan dengan usia anak.

Untuk anak-anak yang lebih besar, Mama bisa menjelaskan risikonya secara lugas. Namun, untuk anak-anak yang relatif kecil, Mama bisa menggunakan permainan simulasi, cerita, atau video untuk menunjukkan situasi berbahaya dan cara menghadapinya.

Baca Juga: Pentingnya Family Safe Word, Tips Parenting dari Keluarga Sharena Delon

5. Ajarkan Mengenali Orang Asing

Bahaya tidak hanya berasal dari tempat tinggi atau benda tajam, anak-anak juga perlu diajarkan “bujukan” orang asing yang tidak dikenalnya. Oleh karenanya, Mama perlu mengajarkan apa itu stranger danger, apa saja karakteristik orang asing yang harus diwaspadai, dan bagaimana caranya meminta bantuan orang lain. 

6. Berikan Anak Contoh Nyata

Anak-anak bisa jadi kesulitan membayangkan situasi berbahaya karena tidak mengalaminya langsung. Namun, Mama bisa menggunakan contoh konkret untuk menjelaskannya. Mama juga bisa menunjukkan gambar atau video riil seperti kebakaran, cara menyebrang jalan, dan sebagainya. Kemudian, ajak mereka berdiskusi soal risiko-risiko bahaya yang mungkin mereka temui.

7. Awasi Aktivitas Anak

Mengajari Anak Risiko Bahaya

Cara mengajari anak risiko bahaya yang selanjutnya adalah dengan senantiasa mengawasi aktivitas anak. Mama mungkin 24 jam penuh berada di dekat si kecil, tapi tetap saja ada insiden-insiden tak terduga yang mungkin terjadi.

Maka dari itu, Mama bisa memanfaatkan sistem keamanan, seperti alarm, baby monitor, socket protector, hingga menyewa bed rail dan baby fence di Mamasewa untuk memberikan perlindungan ekstra. 

Baca Juga: 7 Alat Keamanan untuk Memantau Bayi, Memudahkan Bukan Menggantikan

8.  Ajarkan Keterampilan Menghadapi Risiko

Selanjutnya, Mama juga perlu memberitahu anak bagaimana caranya menghindari atau mengatasi bahaya, seperti berlari ke tempat yang ramai, meminta bantuan orang dewasa, mitigasi bencana alam, atau menggunakan telepon darurat. Melatih anak untuk hal ini, bisa membantunya tetap tenang dan mengambil tindakan yang tepat.

9. Berikan Kesempatan Mengendalikan Situasi

Nah, cara terbaik untuk membuat anak belajar risiko bahaya adalah dengan memberi mereka kesempatan untuk mengendalikan situasi ketika sedang sendirian di rumah tanpa orangtuanya. Namun, tak ada salahnya kalau Mama sesekali mengecek apa mereka sudah mematikan kompor, mengunci pintu, atau menyalakan lampu.

10. Lakukan Pengulangan

Terakhir, ulangi informasi ini secara berkala untuk memastikan bahwa anak mengingat dan memahaminya. Selalu gunakan bahasa yang sederhana dan penjelasan yang sesuai dengan tahapan usia anak. Berikan contoh yang relevan dan selalu jadi teladan baik untuk mematuhi aturan keselamatan serta menunjukkan perilaku yang tidak berisiko.

Itulah beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk mengajari anak risiko bahaya. Semoga informasi ini bermanfaat dan si kecil selalu aman ya, Mam!

Tinggalkan Balasan