Mama kehabisan akal membujuk si kecil untuk mencoba makanan baru? Tenang, Mama nggak sendirian. Perjalanan menjadi orangtua memang penuh dengan tantangan, salah satunya ketika berhadapan dengan si picky eater. Namun, jangan khawatir, ada strategi yang bisa mengubah waktu makan dari medan perang menjadi pengalaman yang lebih damai—food chaining.

Mau tahu apa itu food chaining dan kenapa ini disebut solusi cerdas untuk mengatasi si picky eater? Yuk, temukan jawabannya di sini!

Apa itu Food Chaining?

food chaining

Food chaining sebenarnya adalah sebuah cara untuk memperkenalkan makanan baru kepada anak secara perlahan dan bertahap. 

Konsep ini diperkenalkan oleh terapis okupasi bernama Cheri Fraker, Mark Fishbein, dan Sibyl Cox, yang berspesialisasi dalam mengatasi gangguan pemberian makanan pada anak. Mereka memperkenalkan food chaining untuk membantu anak-anak memperluas “vocabbulary” makannya secara bertahap.

Caranya dengan memasangkan makanan baru dengan makanan serupa yang sudah disukai anak. Kemudian, secara perlahan Mama bisa mulai membuat perubahan-perubahan kecil. Mulai dari ukuran, bentuk, warna, tekstur, hingga rasanya.

Pada gilirannya, food channing akan meningkatkan penerimaan picky eater terhadap variasi makanan baru—biasanya untuk menyediakan pilihan makanan yang lebih sehat.

BACA JUGA: 7 JENIS GANGGUAN MAKAN PADA ANAK, AWASI TANDA-TANDANYA!

Manfaat Food Chaining untuk Mengatasi Anak Picky Eater

Salah satu hal yang menarik dari food chaining adalah proses penyesuaiannya yang disesuaikan dengan preferensi anak sehingga orangtua tak sampai naik pitam dan frustasi menghadapi anaknya yang pilih-pilih makanan.

Selain itu, ini adalah beberapa manfaat yang bisa Mama dapatkan dengan menerapkan food chaining:

  1. Membantu Mama memperkenalkan dan menambah variasi makanan dengan opsi yang lebih sehat dan bergizi.
  2. Meningkatkan penerimaan dan kesukaan anak terhadap makanan tersebut dari waktu ke waktu.
  3. Mengurangi neofobia makanan atau rasa takut terhadap makanan baru.
  4. Membuat anak merasa lebih nyaman mencoba makanan baru.
  5. Memperluas pola makan anak dengan cara yang positif dan suportif.

Cara Melakukan Food Chaining

Konsep food chaining mungkin masih sedikit membingungkan bagi Mama, tapi tenang dulu. Di artikel ini, Mamasewa sudah merangkum bagaimana cara menerapkan sekaligus contohnya.

1. Mulailah dengan Makanan Favorit

Untuk memulai food chaining, Mama bisa mencari tahu dulu apa makanan favorit si kecil. Misalnya, anak Mama hanya mau makan nasi dengan telur dadar. Mereka menolak makan sayur maupun protein lainnya.

Maka, dalam ilustrasi ini, telur dadar akan menjadi starting point-nya.

2. Perkenalkan Variasi Kecil

food chaining

Nah, di tahap selanjutnya, Mama bisa membuat sedikit modifikasi. Misalnya dengan menambahkan bahan-bahan yang tekstur atau warnanya mirip—atau sesuatu yang sudah mereka suka.

Misalnya, dengan menambahkan sedikit parutan keju atau parutan wortel. Tujuannya adalah agar si kecil tidak merasa “khawatir” dengan perubahan yang terlalu mencolok. Namun, ini sudah cukup kentara untuk memperkenalkan sesuatu yang baru.

3. Perluas Food Chaining

Setelah si kecil menerima telur dadar versi modifikasi, Mama bisa membuat perubahan-perubahan lainnya secara bertahap.

Misalnya dengan memotong wortel dengan ukuran yang lebih besar (tidak diparut lagi), menambahkan daging ayam giling, atau menggunakan jenis sayuran lainnya. Sambil menekankan bahwa itu tetap “telur dadar”, hanya dengan variasi yang sedikit berbeda.

Tapi ingat, lakukan ini secara perlahan dan bertahap ya, Mam. Dan perhatikan bagaimana penerimaan anak.

4. Hubungkan dengan Makanan Baru

Setelah beberapa modifikasi berhasil, Mama bisa mulai menghubungkannya dengan makanan yang sama sekali baru tapi masih memiliki beberapa karakteristik yang sama.

Misalnya, ketika anak sudah terbiasa dengan omelette sayur, cap cay atau sup sayur mungkin tidak akan terlalu sulit.

5. Rayakan Kemenangan Kecil

Terakhir, ingat ini baik-baik. Setiap penerimaan terhadap makanan baru adalah kemenangan bagi si kecil. Oleh karena itu, Mama bisa mengapresiasi anak atas kesediaan, keberanian, dan rasa ingin tahunya untuk mencoba hal-hal baru.

Kalaupun mereka tidak bisa langsung menerimanya, maka Mama bisa coba ulangi lagi atau lakukan modifikasi lain secara perlahan dan bertahap.

Itulah ulasan seputar food chaining yang semoga bisa menambah wawasan baru untuk Mama!

Nah, kalau Mama membutuhkan peralatan pendukung untuk melancarkan perjalanan MPASI si kecil, di Mamasewa tersedia food processor dan kursi makan anak yang bisa Anda sewa dengan harga terjangkau dan durasi sesuai kebutuhan. Mau tunggu apa lagi?

Tinggalkan Balasan