Sebagai orang tua, Mama mungkin terkejut—plus khawatir—saat si kecil mengaku menyukai teman sekelasnya atau merasa “jatuh cinta” untuk pertama kali. Fenomena yang dikenal sebagai cinta monyet ini sebenarnya bagian alami dari perkembangan emosional dan sosial anak. Meski tampak sepele, cara orang tua merespons fase ini sangat penting untuk membentuk pemahaman anak tentang perasaan dan hubungan. Nah, di artikel ini, Mamasewa akan membahas bagaimana menyikapi cinta monyet anak dengan bijak. Yuk, simak!
Cara Menyikapi Cinta Monyet Anak dengan Bijak
Melalui media sosial, hati orang tua mana yang tak was-was melihat pergaulan anak yang tampak semakin bebas? Tak jarang, hubungan romantis yang dulu dianggap hanya cinta monyet kini terlihat lebih serius dan semakin merisaukan. Wajar jika Mama ingin memastikan si kecil tidak “kebablasan” dalam memahami perasaannya. Maka dari itu, pahami cara bijak mendampingi anak melewati fase ini.
1. Dengarkan dengan Empati dan Jangan Meremehkan
Saat anak mulai bercerita tentang perasaan sukanya pada teman, respons pertama orang tua sangat penting. Hindari tertawa, mengejek, atau meremehkan perasaannya—ini hanya akan membuat anak malu dan menutup diri di masa depan.
Sebaliknya, tunjukkan bahwa Mama memahami perasaannya. Misalnya dengan mengatakan, “Oh, jadi kamu suka sama temanmu? Cerita dong, apa yang bikin kamu tertarik sama dia?”.
Dengan begitu, anak akan lebih terbuka dan Mama bisa melanjutkan diskusinya.
Baca Juga: Mengajari Anak Nilai Persahabatan: Tips Membangun Hubungan yang Sehat Sejak Dini
2. Jaga Komunikasi Terbuka dan Jangan Langsung Melarang
Melarang anak tanpa penjelasan hanya akan membuatnya semakin penasaran dan mencari jawaban dari tempat lain. Entah dari media sosial atau teman sebaya—yang belum tentu bisa memberikan arahan yang tepat.
Sebaliknya, ciptakan suasana di mana anak merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaannya tanpa takut dihakimi. Mama bisa bertanya dengan santai, misalnya, “Menurutmu, apa yang membuat hubungan pertemanan itu baik?”.
Dari sini, Mama bisa membimbing anak untuk memahami konsep hubungan yang sehat tanpa kesan menggurui.
3. Berikan Pemahaman tentang Perasaan dan Batasan
Anak mungkin belum sepenuhnya memahami apa yang ia rasakan sehingga perlu pendampingan dalam mengenali emosinya. Ketika ini terjadi, Mama bisa menjelaskan bahwa rasa suka itu wajar dan bisa terjadi pada siapa saja, tetapi bukan berarti harus buru-buru menjalin hubungan yang serius.
Tekankan bahwa perasaan ini bisa berubah seiring waktu dan lebih baik fokus pada pertemanan yang sehat.
Selain itu, ajarkan batasan dalam berinteraksi, seperti pentingnya menjaga sopan santun, respek terhadap diri sendiri dan orang lain, serta tidak mengikuti tren pacaran yang tidak sesuai dengan usianya.
Baca Juga: Mengenalkan Manajemen Konflik pada Anak: Kenapa Penting dan Bagaimana Caranya
4.Jadilah Teman agar Anak Nyaman Berbagi Cerita
Saat anak mengalami cinta monyet, ia membutuhkan tempat bercerita yang aman tanpa takut dihakimi. Di sinilah peran orang tua sebagai teman menjadi penting.
Mama bisa menunjukkan ketertarikan pada cerita anak tanpa terkesan menginterogasi. Dengan cara ini, anak akan merasa dihargai dan lebih terbuka.
Selain itu, Mama juga bisa berbagi pengalaman masa kecil dengan cara yang ringan dan relevan, seperti, “Dulu waktu Mama seusiamu, Mama juga pernah kagum sama teman sekolah. Tapi lama-lama perasaan itu berubah.” Hal ini membantu anak memahami bahwa apa yang ia rasakan adalah hal yang wajar, tapi perlu dikelola.
5. Kenali Lingkungan dan Teman-Temannya
Cinta monyet sering kali berkembang dari interaksi di sekolah atau lingkungan bermain. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenal siapa saja teman-teman anak dan bagaimana pola pergaulannya.
Ini bukan berarti Mama harus mengawasi berlebihan, tetapi lebih kepada membangun kedekatan sehingga anak merasa nyaman jika ingin memperkenalkan temannya.
Jika ada kekhawatiran tertentu, Mama bisa berdiskusi dengan anak. Misalnya dengan bertanya, “Menurutmu, apakah teman-temanmu yang lain juga punya pengalaman yang sama?”.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Film dan Drama Korea Ayah Bikin Gemas dan Sedih
6. Arahkan Anak untuk Fokus pada Pengembangan Diri
Saat anak mulai terlibat dalam cinta monyet, ia mungkin terlalu larut dalam perasaannya dan mengabaikan hal lain yang lebih penting, seperti belajar atau mengembangkan minatnya.
Kalau ini sampai terjadi, Mama bisa mengarahkan anak untuk tetap fokus pada pengembangan diri dengan cara yang positif. Dukung anak untuk aktif dalam kegiatan yang disukainya, seperti olahraga, seni, atau organisasi di sekolah.
Dengan begitu, anak tetap memiliki keseimbangan antara perasaan pribadinya dan perkembangan dirinya.
7. Beri Pemahaman tentang Hubungan yang Sehat Sejak Dini
Meski masih anak-anak, pemahaman tentang hubungan yang sehat sebaiknya sudah mulai ditanamkan sejak dini. Ajarkan bahwa hubungan yang baik harus didasarkan pada saling menghargai, kejujuran, dan tidak ada paksaan.
Jika anak mulai membicarakan cinta monyetnya, Mama bisa bertanya, “Menurut kamu, bagaimana cara menunjukkan rasa suka yang baik?”.
Ini membantu anak berpikir lebih kritis dan memahami bahwa hubungan bukan hanya soal perasaan, tetapi juga tanggung jawab dan sikap yang baik terhadap orang lain.
Baca Juga: Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak: Pandangan Sains dan Islam
8. Bentengi Anak dengan Nilai-Nilai Agama
Menanamkan nilai-nilai agama sejak dini adalah cara terbaik untuk membimbing anak dalam memahami batasan dalam bergaul dengan lawan jenis.
Anak perlu tahu bahwa dalam agama ada aturan yang mengajarkan tentang bagaimana seseorang harus menjaga dirinya dan adab saat berinteraksi dengan lawan jenis. Jelaskan bahwa ada hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Tekankan bahwa tujuannya bukan untuk membatasi, tetapi demi menjaga harga diri dan martabatnya.
9. Bangun Kedekatan Anak dengan Orang Tua yang Berlainan Jenis Kelamin
Hubungan yang baik antara anak dan orang tua yang berlainan jenis kelamin juga sangat berperan penting dalam membentuk cara anak melihat dan berinteraksi dengan lawan jenis.
Anak laki-laki yang dekat dengan ibunya, misalnya, akan lebih memahami bagaimana menghormati perempuan. Begitu pula anak perempuan yang dekat dengan ayahnya, mereka akan merasa lebih dihargai dan dicintai sehingga tidak mudah mencari validasi dari orang lain.
Untuk itu, Mama dan Papa bisa menghabiskan waktu berkualitas dengan anak, seperti ngobrol santai atau mengajaknya bermain. Untuk jenis permainannya, ada banyak yang bisa Mama temukan di Mamasewa, lho!
Baca Juga: Core Memory Anak: Apa Itu dan Bagaimana Menciptakannya
10. Ajarkan Anak Mengenali dan Mengelola Emosinya
Saat mengalami cinta monyet, anak mungkin bingung dengan perasaannya sendiri. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu anak mengenali dan mengelola emosinya dengan baik.
Ajarkan anak untuk memahami bahwa perasaan suka bisa datang dan pergi. Termasuk bagaimana cara menyalurkan emosi dengan sehat. Misalnya dengan melalui menulis, ngobrol dengan orang tua, atau aktif melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Dengan begitu, anak tidak mudah terbawa arus perasaan dan tetap memiliki kontrol atas dirinya sendiri.
Jadi, sudah siap menghadapi kisah cinta monyet anak? Silakan terapkan cara-cara di atas dan sesuaikan dengan situasi dan pemahaman si kecil ya, Mam!
-
Informa Meja Anak Round – HijauRp7.666 / Hari
-
Kolam Bola Ball Pit Large – Cream (Include Bola)Rp4.464 / Hari
-
Leap Frog Scoop & Learn Ice Cream Cart Diskon KondisiRp8.035 / Hari
-
ELC Keyboard Key-Boom-Board – Red Diskon KondisiRp5.500 / Hari
-
Happy Play Bus Slide Swing 3in1 – GreenRp20.222 / Hari
-
Fisher Price Pull & Play Learning WagonRp3.928 / Hari
-
Playgro Music And Light Pop Up Jungle PalsRp2.678 / Hari
-
Fisher Price Infant A to Z OtterRp3.928 / Hari
-
Fisher Price Linkimals Infant Smooth Moves SlothRp3.928 / Har1