Media sosial sedang hangat memberitakan kisah seorang ibu hamil asal China yang bunuh diri karena dilarang caesar oleh keluarga suaminya. Meski insiden ini sebenarnya telah terjadi tahun 2017 lalu, tetapi cerita ini kembali viral. Lantas, apa yang bisa kita pelajari dari kasus ini dan kira-kira pertimbangan medis apa saja yang mengharuskan ibu hamil menjalani persalinan caesar? Mari simak uraiannya di sini!

Kronologi Ibu Hamil Bunuh Diri karena Dilarang Caesar

Kisah tragis ini menimpa perempuan berusia 26 tahun, bermarga Ma. Ia melompat dari jendela rumah sakit di Provinsi Shaanxi Utara, China, pada 31 Agustus 2017. Saat itu, ia sedang mengandung 41 minggu dan hendak menjalani proses persalinan. Akibat aksi ini, bayi yang masih berada di dalam kandungan pun ikut meninggal.

Menurut penuturan Huo Junwei, dokter di Rumah Sakit Yulin Number One, sebelum itu Ma sudah memberitahu suami dan keluarganya bahwa rasa sakit yang ia alami tak tertahankan dan ingin dioperasi saja. Namun, mereka tidak mengizinkannya.

Padahal pihak dokter sendiri telah menyarankan operasi karena melihat bahwa lingkar kepala janin yang dikandung Ma cukup besar. Itu artinya, persalinan pervaginam akan sangat berisiko.

Namun, ketika staf medis meminta pendapat keluarga, mereka tetap menolak operasi. Ma yang emosional mendengar hal ini, kehilangan kendali karena rasa sakitnya dan memutuskan untuk melompat keluar gedung hingga meninggal dunia.

BACA JUGA: 5 Perbedaan Kontraksi Asli dan Palsu, Mirip tapi Jangan Salah!

Kondisi yang Mengharuskan Ibu Hamil Menjalani Operasi Caesar

bunuh diri karena dilarang caesar

Apa yang terjadi pada Ma sungguh sangat disayangkan dan tentu membuat kita semua geram. Padahal, pada prinsipnya, operasi caesar dilakukan dengan tujuan untuk menangani kondisi gawat darurat pada kehamilan.

Selain itu, caesar juga dipilih oleh dokter sebagai solusi untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Baik demi kebaikan bayi maupun ibunya.

Berikut adalah beberapa alasan medis yang mengharuskan ibu melakukan operasi caesar.

1. Masalah pada Ibu Hamil

  • Riwayat operasi sebelumnya pada rahim, termasuk operasi caesar.
  • Penyakit parah, seperti preeklamsia atau eklamsia, bahkan penyakit jantung.
  • Ibu terinfeksi HIV.
  • Ibu menderita infeksi herpes genital yang aktif.
  • Mengalami fibroid uterus besar di dekat serviks.
  • Robekan rahim selama kehamilan ataupun persalinan.

2. Masalah pada Bayi di Kandungan

  • Kehamilan ganda, seperti kembar tiga atau lebih.
  • Posisi yang tidak normal, seperti melintang atau sungsang, di dalam rahim.
  • Masalah perkembangan, seperti hidrosefalus atau spina bifida.
  • Denyut jantung tidak normal.

3. Masalah pada Plasenta

  • Tali pusat prolaps atau keluar melalui pembukaan jalan lahir sebelum bayi.
  • Placenta abruption atau plasenta terpisah dari dinding rahim.
  • Plasenta previa atau plasenta menutupi sebagian atau seluruh bukaan jalan lahir.

4. Masalah saat Persalinan

  • Ukuran bayi sangat besar.
  • Kepala bayi terlalu besar melewati jalan lahir.
  • Ibu hamil mengalami infeksi atau demam selama persalinan.
  • Waktu persalinan terlalu lama atau bahkan berhenti.

Plus Minus Operasi Caesar

bunuh diri karena dilarang caesar

Mengutip laman BBC, kebijakan medis di China memang mengharuskan staf medis untuk mendapatkan persetujuan keluarga jika hendak melakukan prosedur operasi caesar. Itu artinya, ketika itu Ma memang tidak bisa membuat keputusan untuk dirinya sendiri.

Sementara di Indonesia, ibu hamil berhak memilih jenis persalinan yang akan dilakukan sesuai keinginannya. Jadi, secara medis dan etis, dokter boleh melakukan operasi caesar atas permintaan pasien, walau tanpa indikasi.

Meski begitu, dokter tetap akan memeriksa kondisi ibu hamil secara keseluruhan sebelum menentukan jenis persalinan. Jika tidak ada indikasi khusus yang mengharuskan operasi caesar, maka dokter akan merekomendasikan persalinan pervaginam.

Berikut adalah beberapa keuntungan dari operasi caesar atas permintaan pasien:

  • Risiko kelahiran mati lebih rendah.
  • Terhindar dari postterm birth atau kelahiran lewat bulan.
  • Risiko operasi darurat lebih rendah
  • Risiko cedera dasar panggul lebih rendah
  • Waktu persalinan menjadi lebih pasti

Namun, meski memiliki sejumlah keuntungan, tetapi operasi caesar tetap memiliki beberapa risiko, yaitu:

  • Gangguan pernapasan pada bayi
  • Masa pemulihan setelah persalinan lebih lama
  • Infeksi pada luka atau lapisan rahim
  • Ruptur uterus atau rahim robek
  • Komplikasi akibat pembiusan
  • Perlekatan plasenta

Semua risiko ini dapat diminimalkan dengan persiapan yang baik sebelum operasi caesar dilakukan, termasuk pemeriksaan kesehatan.

BACA JUGA: Persalinan dengan Metode ERACS, Apa Bedanya dengan Caesar Biasa?

Bunuh Diri karena Dilarang Caesar Seharusnya Tidak Terjadi

Meski melahirkan secara caesar sudah lazim, tetapi masih banyak orang menganggap hal tersebut sebagai “aib”. Bahkan setelah ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sedemikian pesat, masih banyak orang yang menganggap wanita yang melahirkan melalui operasi belum menjadi “ibu yang seutuhnya”.

Padahal, anggapan miring tersebut sama sekali tidak benar dan tidak bisa dinormalisasi. Bahkan peraturan hukum pun sudah memutuskan bahwa ibu hamil adalah orang yang paling berhak menentukan proses persalinannya karena bagaimana pun, dia yang akan menjalaninya.

Lagipula, jika dilihat dari kacamata kedokteran, tidak ada metode yang “paling baik” antara melahirkan secara pervaginam maupun caesar. Karena apa pun caranya, tujuan utama persalinan adalah memastikan bahwa ibu dan bayi sehat dan selamat.

Maka, STOP memberikan stigma negatif tentang cara persalinan orang lain. Baik itu pervaginam spontan, pervaginam induksi, atau caesar, semuanya adalah NORMAL.

Biarlah apa yang terjadi pada Ma yang bunuh diri karena dilarang caesar ini menjadi pelajaran serius bagi setiap individu untuk tidak bersikap judgmental terhadap pilihan orang lain dan indikasi medis yang telah dijelaskan oleh dokter.

Sementara itu, jangan lupa untuk mempersiapkan diri untuk pascapersalinan, seperti menggunakan lactation massager agar ASI yang keluar nanti lebih lancar, serta pompa ASI dan freezer ASI jika dibutuhkan. Sekarang, semuanya bisa disewa di Mamasewa. Selain harga terjangkau, waktu sewanya juga bisa ditentukan sesuai dengan kebutuhan Mama dan bayi.

Tinggalkan Balasan