Hati orangtua mana yang tak hancur saat mengetahui buah hatinya menjadi korban bullying. Lantas bagaimana sih cara mengatasi ketika anak dibully? Sebelum gegabah dan salah ambil langkah, simak tips dari psikolog di artikel ini soal cara mengatasi anak yang menjadi korban perundungan. Berikut informasi selengkapnya!
Apa Itu Bullying?
Mengutip definisi American Psychological Association (APA), bullying atau perundungan adalah bentuk perilaku agresif dimana seseorang dengan sengaja dan berulang kali menyebabkan ketidaknyamanan bahkan cedera pada orang lain.
Aksi bullying ini beragam, bisa berupa kontak fisik, ancaman, maupun berupa kata-kata kasar.
Di era digital seperti sekarang ini, ada juga cyberbullying, yaitu perilaku mengancam atau melecehkan secara verbal yang dilakukan melalui teknologi elektronik, seperti media sosial, pesan teks, telepon, dan email.
Bagaimana Cara Mengatasi Anak Ketika Dibully?
Sepanjang tahun 2023, Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI) melaporkan sedikitnya ada 30 kasus bullying terjadi di lingkungan sekolah. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan total 21 kasus terlapor. Mungkin bukan angka yang ‘fantastis’ tapi bukan berarti boleh diabaikan. Berikut ini adalah adalah saran dari psikolog perihal bagaimana cara mengatasi anak ketika dibully.
1. Pastikan Kebenarannya
Anak yang mengalami perundungan seringkali menunjukkan perubahan perilaku tertentu. Misalnya tidak mau pergi ke sekolah, mengeluh sakit, menarik diri dari lingkungan sosial, atau enggan bicara jika tidak ditanya.
Sebagai orangtua, Mama dan Papa pasti menyadari perubahan ini. Jika demikian, maka orangtua perlu mengajak anak bicara untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan begitu Mama dan Papa bisa menindaklanjutinya.
2. Mendalami Kondisi Psikis Anak
Saat mengalami perundungan, kemungkinan besar kondisi psikis anak menjadi tidak stabil. Dalam hal ini, Mama dan Papa harus mampu mengakomodasi perasaan anak terlebih dahulu.
Jangan buru-buru menghakimi atau malah menyalahkan anak. Pasalnya, anak butuh ketenangan dan rasa aman di situasi seperti ini. Namun, kalau mereka mulai menunjukkan gejala depresi, kecemasan, atau gejolak emosi berlebih, segera buat janji temu dengan psikolog.
3. Laporkan ke Pihak Sekolah
Kalau aksi perundungan terjadi di lingkungan sekolah, maka orangtua perlu memberitahukan hal ini pada pihak sekolah untuk mencari solusinya.
Kendalikan emosi dan fokus pada tujuan utama, yaitu untuk menjamin keamanan anak selama berada di dalam sekolah maupun lingkungan sekitar sekolah.
Jika ternyata pihak sekolah tidak mampu memberikan solusi, maka Mama dan Papa berhak melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib untuk ditangani lebih serius.
4. Batasi Kontak dengan Pelaku
Membatasi kontak antara korban dan pelaku bullying bisa mengurangi kemungkinan terjadinya perundungan.
Saat diskusi dengan pihak sekolah, Mama dan Papa perlu mengomunikasikan hal ini. Misalnya dengan memindahkan kelas, mengawasi interaksinya, atau bahkan mengeluarkan pelaku dari sekolah jika dampak yang ditimbulkan sangat serius.
5. Ajari Anak untuk Membela Diri
Memiliki orangtua yang suportif sangat penting dalam mengatasi dampak bullying pada anak. Pastikan orangtua bisa menjadi tempat bercerita yang nyaman dan aman bagi anaknya.
Selain itu, orangtua juga perlu membekali anak bagaimana cara mempertahankan diri. Kapan mereka bisa mengabaikan pelaku dan kapan harus bersikap tegas.
Bahkan kalau diperlukan, Mama dan Papa bisa mempertimbangkan kelas beladiri seperti karate atau taekwondo untuk membekali anak ilmu pertahanan diri yang benar.
Itulah informasi seputar bagaimana cara mengatasi anak ketika dibully. Semoga artikel ini bermanfaat saat Anda membutuhkan. Di Mamasewa, Mama tidak hanya bisa menemukan berbagai perlengkapan dan kebutuhan bayi seperti boks bayi, stroller, atau mainan. Tapi juga informasi penting seputar dunia parenting yang sayang untuk dilewatkan.