Ada banyak tantangan anak sekolah zaman sekarang yang mungkin tak pernah Mama bayangkan sebelumnya. Kalau dulu sepulang sekolah adalah waktu bermain dan bersantai, anak sekolah sekarang mungkin masih harus bergulat dengan jadwal yang padat. Baik itu tugas sekolah, les tambahan, atau kegiatan ekstrakurikuler yang seolah tak ada habisnya.

Hal-hal semacam ini bisa membuat anak merasa lelah, cemas, bahkan kewalahan. Maka, memastikan kesiapan anak untuk bersekolah saja tidak cukup. Orang tua juga perlu memahami cara-cara yang efektif untuk membantu anak mengelola stres karena tekanan akademik agar mereka dapat menjalani proses belajar dengan lebih sehat, bahagia, dan seimbang. Simak caranya!

Mengelola Stres Anak karena Tekanan Akademik

Membantu anak mengelola stres karena tekanan akademik memerlukan pendekatan yang bijak dan terstruktur. Berikut ini adalah saran dari para pakar parenting, psikolog, dan dokter tentang cara-cara efektif yang dapat dilakukan oleh orang tua.

1. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung

Mengelola Stres Anak karena Tekanan Akademik

Konteks lingkungan yang mendukung bisa meliputi banyak hal. Pertama, anak butuh tempat yang aman dan merasa didengar. Dalam bukunya yang berjudul “Peaceful Parent, Happy Kids”, Dr. Laura Markham menekankan bahwa anak-anak yang merasa didengar dan dipahami cenderung mampu mengelola stres dengan lebih baik. 

Kedua, Dr. Shefali Tsabary, menyarankan agar orang tua mengurangi ekspektasi berlebihan. Tekanan dari orang tua sering kali menyebabkan dan memperparah kecemasan akademik pada anak.

Selanjutnya, Dr. Stuart Shanker, pakar regulasi diri, menekankan pentingnya menciptakan ruang yang tenang dan aman untuk anak agar mereka dapat fokus dan merasa nyaman ketika belajar.

BACA JUGA: TANDA-TANDA STRES PADA ANAK KARENA SEKOLAH, ORANG TUA BISA APA?

2. Membantu Mengatur Waktu

Menurut Dr. Lisa Damour, penulis buku “Under Pressure”, anak-anak perlu diajarkan untuk mengelola waktu mereka secara bijak.

Dengan menguasai keterampilan ini, anak mampu mengelola stres akibat tugas sekolah maupun aktivitas yang padat.

Selain itu, anak-anak juga perlu diajarkan cara menetapkan prioritas sehingga mereka tidak akan merasa kewalahan mengelola tekanan.

3. Memerhatikan Kesejahteraan Fisik Anak

Karena aktivitasnya yang padat, orang tua sering kali melewatkan kesejahteraan fisik anak.

Padahal menurut National Sleep Foundation, anak usia sekolah membutuhkan 8–10 jam tidur per malam. Kurang dari ini, kadar kortisol dalam tubuh bisa meningkat dan membuat anak merasa stres.

Selain itu, dr. Ann Kulze juga mengingatkan pentingnya menjaga asupan nutrisi pada anak. Makanan yang kaya omega-3, buah-buahan, dan sayuran dapat meningkatkan fungsi otak dan mengurangi stres.

Selanjutnya, WHO juga merekomendasikan anak untuk tetap aktif melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit setiap hari untuk membantu mereka mengelola stresnya. Soal ini, Mama bisa menyewakan mereka berbagai mainan yang tersedia di Mamasewa.

BACA JUGA: STRESS LANGUAGE ANAK: APA ITU DAN MACAM-MACAMNYA

4. Mengajarkan Keterampilan Mengelola Stres

Mengelola Stres Anak karena Tekanan Akademik

Kemudian, Mama mungkin juga perlu menguatkan nilai-nilai agama pada anak. Bahwasanya, manusia memang adalah makhluk yang lemah tapi Tuhan adalah Yang Maha Kuat. Maka, ketika mereka mulai merasa kewalahan, memohon bantuan pada Tuhan adalah hal yang benar.

Kemudian, anak juga perlu diajarkan bagaimana cara melihat masalah dari perspektif yang lebih positif. Katakan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses dan membuat mereka bisa belajar lebih banyak dan resilien terhadap stres akademik.

Nah, yang tak kalah penting, seperti yang disarankan Dr. Ross Greene, anak juga perlu dikenalkan dengan pendekatan kolaboratif untuk membantu mereka memecahkan masalah secara terstruktur dan mengurangi rasa kewalahan.

5. Mengintegrasikan Keseimbangan Hidup

Mam, bagaimana pun anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka mungkin menghadapi banyak tuntutan akademik, tapi pastikan bahwa mereka juga memiliki waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan.

Biarkan mereka bermain bebas, main di luar ruangan, dan bereksplorasi. Menurut Dr. Barbara Fredrickson, melakukan kegiatan yang menyenangkan mampu meningkatkan ketahanan anak terhadap stres.

Terlebih jika itu dilakukan bersama keluarganya! Maka, memiliki family time yang berkualitas sangat penting untuk membantu mengelola stres anak karena tekanan akademik.

BACA JUGA: CORE MEMORY ANAK: APA ITU DAN BAGAIMANA MENCIPTAKANNYA

6. Berkolaborasi dengan Pihak Sekolah

Untuk membantu anak berhasil secara akademik, orang tua dan guru perlu bergerak secara selaras. Apa yang anak pelajari di sekolah, harus diteruskan di rumah. Begitu pula sebaliknya.

Untuk anak-anak usia dini, ini sangat penting sehingga mereka tidak bingung harus mengikuti kebiasaan di sekolah atau di rumah.

Lagi pula, Dr. Ken Robinson, seorang ahli pendidikan, menyebutkan bahwa kolaborasi antara orang tua dan guru yang baik bisa membantu semua pihak untuk memahami tantangan akademik anak secara holistik.

7. Mengasah Keterampilan Mental

Psikolog Carol Dweck menjelaskan bahwa anak yang memiliki growth mindset lebih mampu menghadapi tekanan akademik karena percaya kemampuan mereka dapat berkembang.

Maka dari itu, Mama juga perlu melatih dan mendukung anak untuk memiliki pola pikir ini.

Mam, pendekatan-pendekatan di atas bertujuan untuk membangun lingkungan yang mendukung, memperkuat ketahanan fisik dan emosional anak, serta mengajarkan keterampilan penting untuk mengelola stres secara mandiri. 

Namun, kami menyadari bahwa setiap anak unik dan istimewa. Pendekatan yang bekerja pada satu anak, belum tentu berhasil pada anak lainnya. Maka, kenali karakter, kelebihan, dan kekurangan anak sehingga Mama bisa membantunya dengan lebih tepat. Semangat ya, Mam! 

Tinggalkan Balasan