Otak memiliki peranan penting dalam memproses informasi dan bereaksi terhadapnya. Namun, Gangguan Sensori Integrasi (GSI) atau Sensory Processing Disorder (SPD) bisa menyebabkan penderitanya bereaksi berlebihan (hipersensitivitas) atau justru tidak bereaksi sama sekali (hiposensitivitas). Gangguan sensorik ini umumnya terdeteksi pada anak-anak.
Tentu saja kondisi ini bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan anak, termasuk kemampuannya dalam belajar, berinteraksi, dan mengembangkan keterampilan motorik. Maka dari itu, sebagai orangtua, Mama perlu memahami gangguan sensorik ini, khususnya soal hiposensitivitas pada anak. Berikut informasinya untuk Anda!
Apa Itu Sensori Integrasi?
Sebelum mempelajari soal hiposensitivitas pada anak, Mama perlu tahu apa itu integrasi sensorik terlebih dahulu.
Mengutip laman Klinik Pintar, integrasi sensorik adalah proses di mana otak menggabungkan, menafsirkan, dan merespon informasi yang diperoleh dari sistem sensorik maupun lingkungan. Adapun informasi (rangsangan) yang diterima oleh sistem sensori manusia, meliputi:
- Taktil (perabaan)
- Vestibular (keseimbangan)
- Proprioseptif (gerak antar sendi)
- Olfaktori (penciuman)
- Visual (penglihatan)
- Auditori (pendengaran)
- Pengecapan
Namun, gangguan integrasi sensori bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk merespons dan beradaptasi dengan lingkungan. Itu terjadi karena otak mengalami “kesulitan” dalam menerima dan merespons informasi yang masuk melalui sistem sensorik.
Akibatnya, anak yang mengalami gangguan sensori integrasi bisa merasakan hipersensitivitas (reaksi berlebihan terhadap rangsangan) atau hiposensitivitas (kurang tanggap terhadap rangsangan).
Baca Juga: 7 Jenis Gangguan Makan pada Anak, Awasi Tanda-tandanya!
Hiposensitivitas pada Anak dan Gejalanya
Di artikel ini, Mamasewa secara khusus akan membahas soal hiposensitivitas pada anak.
Pada dasarnya, gejala gangguan sensori integrasi bisa sangat beragam. Bisa memengaruhi hanya satu indra atau banyak indra sekaligus.
Nah, anak-anak dengan hiposensitivitas umumnya tidak terlihat takut menyentuh orang, benda, atau sesuatu yang berbahaya sekali pun. Mereka tidak terganggu dengan sesuatu yang ekstrem.
Adapun tanda-tanda yang sering muncul pada anak dengan hiposensitivitas, yaitu:
- Mudah gelisah, tidak bisa duduk tenang, dan sering menjatuhkan barang yang dipegang
- Menyukai aktivitas yang melibatkan banyak gerakan, seperti berputar, melompat, dan berlari
- Tidak memperhatikan suara-suara di sekitarnya, misalnya alarm dan suara kendaraan—dan selalu ingin volumenya keras
- Menyukai rasa yang kuat seperti makanan asin atau pedas dan suka mencari-cari bau yang kuat
- Tidak merespons ketika disentuh pelan, misalnya ketika seseorang menepuk bahunya
Penyebab dan Terapi Gangguan Sensorik pada Anak
Sampai hari ini, para peneliti masih mencari tahu penyebab gangguan integrasi sensori. Meski belum diketahui secara pasti, berikut adalah beberapa hal yang diduga berpotensi menjadi penyebabnya:
- Faktor turunan genetik
- Anak terlahir dari orangtua yang memiliki spektrum autisme atau Asperger
- Cedera traumatis di bagian leher atas dan area batang otak
Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan:
- Terapi sensori integrasi dengan mengajak anak melakukan berbagai kegiatan yang bisa melatih mereka menerima berbagai rangsangan sehingga keterampilan untuk menghadapinya bisa berkembang.
- Diet sensorik yang dirancang untuk membantu anak tetap fokus dan teratur sepanjang hari—ini tidak ada kaitannya dengan pengaturan pola makan ya, Mam.
- Terapi okupasi untuk membantu mengatasi gejalanya, terutama yang berkaitan dengan keterampilan motoriknya.
Itulah informasi seputar hiposensitivitas pada anak yang perlu Mama tahu. Kalau si kecil menunjukkan gejala-gejala seperti yang disebutkan, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter spesialis anak sehingga mereka bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Yuk, dapatkan informasi menarik seputar dunia parenting dan perkembangan anak di Mamasewa. Tapi selain itu, Mama juga bisa menemukan berbagai kebutuhan dan perlengkapan si kecil. Klik di sini untuk melihat katalognya!
-
Lumba Ocean Fence 14+3 Panjang With Slide And Playmat Full GreyRp19.222 / Hari
-
Lumba Ocean Fence 10+3 Kotak with Playmat Full GreyRp16.000 / Hari
-
Lumba Ocean Fence 14+3 Kotak With Playmat Full GreyRp18.666 / Hari
-
Lumba Ocean Fence 12+3 Kotak With Playmat Full GreyRp17.666 / Hari
-
Lumba Ocean Fence 10+3 Panjang With Slide And Playmat Full GreyRp17.666 / Hari
-
Choc Chick Extra Tall Bed Rail 180cm – GreyRp3.777 / Hari
-
Playmat Speeds Giraffe – LargeRp2.444 / Hari
-
Medoga Kelambu Anti Bakteri 180x200cm – CreamRp4.666 / hari
-
Skida EXT45H Extra Tall Safety Gate Extention – 45cmRp1.833 / Hari
-
Skida EXT30H Extra Tall Safety Gate Extention – 30cmRp1.833 / Hari
-
Skida EXT20H Extra Tall Safety Gate Extention – 20cmRp1.500 / Hari
-
Skida XY009H – W Extra Tall Safety GateRp4.111 / Hari
-
Choc Chick Extra Tall Bed Rail 200cm – GreyRp3.666 / Hari
-
Cushioni Playmat – Bus Train (Medium)Rp2.222 / Hari
-
Lumba Castle Fence Grey 6+3 with Playmat Full GreyRp12.222 / Hari
-
Skida EXT20 Baby Safe Safety Gate Extension Pagar Besi Pengaman Bayi – 20 cmRp1.333 / Hari
-
Skida EXT10 Baby Safe Safety Gate Extension Pagar Besi Pengaman Bayi – 10 cmRp833 / Hari
-
Skida EXT30 Baby Safe Safety Gate Extension Pagar Besi Pengaman Bayi – 30 cmRp1.500 / Hari