Memilih pendekatan tertentu untuk membesarkan anak bukanlah perkara benar atau salah. Mama bisa menggunakan metode apa pun yang paling sesuai dengan kondisi yang ada. Dan salah satu yang sering digunakan adalah attachment parenting.

Gaya pengasuhan ini sebenarnya bukan hal baru dan mungkin yang paling sering kita terapkan. Hanya saja istilahnya belum familiar. Penasaran apa itu attachment parenting? Yuk, pelajari serba-serbinya di sini!

Apa Itu Attachment Parenting?

attachment parenting

Attachment parenting berfokus pada hubungan penuh kasih sayang antara orangtua dengan anak-anaknya. Cara ini dipandang sebagai cara yang paling ideal untuk membesarkan anak dengan aman, mandiri, dan berempati—yang akan terus terbawa hingga dewasa nanti.

Pola asuh ini berakar dari sebuah teori psikologi, attachment theory, yang dikembangkan oleh John Bowlby pada tahun 1950-an. Teori tersebut menyatakan bahwa bayi secara naluriah akan mencari kedekatan dengan figur yang memiliki keterikatan dengannya.

Hal ini mereka perlukan untuk mendapatkankan rasa aman secara emosional serta menjamin kelangsungan hidupnya—sebab mereka percaya bahwa ibunya tidak akan membiarkan mereka kelaparan. 

8 Prinsip Pola Asuh Berbasis Keterikatan

Menurut asosiasi Attachment Parenting International (API), ada delapan prinsip dasar dalam penerapan pola asuh ini, yakni sebagai berikut:

1. Bersiap untuk Mengasuh Anak

attachment parenting

Prinsip ini mendorong orangtua untuk mempersiapkan diri menjadi orangtua dengan mengedukasi diri hingga mengurangi pikiran dan perasaan negatif tentang mengasuh anak. Persiapan ini bisa dimulai sejak awal kehamilan.

2. Menyusui

Attachment parenting mendorong Mama untuk memberikan ASI secara langsung (direct breastfeeding). Selain karena ASI mengandung nutrisi unik yang penting untuk pertumbuhan dan kesejahteraan bayi, proses menyusui secara langsung bisa membuat si kecil merasa tenang dan aman.

Namun, apa boleh buat kalau Mama harus pergi bekerja. Mama masih bisa mengumpulkan stok ASI dengan pompa ASI handsfree yang bisa ditemukan di Mamasewa.

3. Peka dengan Kondisi Anak

Attachment parents menganggap bahwa emosi yang dirasakan anak adalah wajar dan setiap tangisan, amukan, atau ekspresinya memiliki tujuan yang valis. Maka, tugas orangtua adalah untuk memahaminya, bukan menghukum perilaku anak.

4. Skin-to-skin

Para ahli teori keterikatan menyatakan bahwa sentuhan fisik bisa memberikan perasaan aman dan menenangkan. Maka dari itu, orangtua disarankan untuk lebih sering menyentuh bayinya, baik ketika menyusui, tidur, bermain, maupun menggendongnya dengan baby wearing.

5. Pengasuhan Malam Hari

Mama mungkin sudah merasa penat dan lelah setelah seharian beraktivitas dan mengasuh si kecil, tapi pendekatan ini mendorong orangtua untuk tidur bersama bayinya di malam hari. Sebab hal ini bisa membuat si kecil merasa aman karena dekat dengan figur yang memiliki keterikatan dengannya.

6. Memberikan Cinta Tanpa Syarat

Pola asuh ini juga senantiasa mendorong orangtua untuk selalu hadir dan terlibat dengan bayinya. Ini bisa membuat si kecil merasakan cinta tanpa syarat yang selalu Mama curahkan secara konsisten sepanjang waktu.

7. Mengenalkan Disiplin Positif

Selain mengajarkan kelembutan dan kasih sayang, prinsip pengasuhan ini juga mendesak orangtua untuk membangun hubungan yang sehat dengan anak-anaknya dengan menegakkan kedisiplinan secara positif. Tujuannya adalah bagaimana orangtua dan anak bisa berkolaborasi dan bekerja sama menyelesaikan konflik.

8. Mendorong Keseimbangan

Prinsip terakhir adalah orangtua didorong untuk memanfaatkan support system yang mereka miliki sehingga tetap bisa merawat diri dan menghindari parental burnout.

Baca Juga: Overstimulasi pada Ibu: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kelebihan Attachment Parenting

attachment parenting

Manfaat attachment parenting sudah banyak dibuktikan secara ilmiah, contohnya seperti:

  1. Pemberian ASI terbukti memiliki banyak manfaat medis dan memang direkomendasikan hingga bayi berusia 6 bulan lalu dilanjutkan dengan makanan padat (MPASI).
  2. Anak-anak yang kebutuhan emosional dan fisiknya terpenuhi dua kali lebih mungkin mengembangkan keterampilan bahasa yang lebih baik daripada anak-anak yang tidak mendapatkannya.
  3. Ketanggapan orangtua merespon tangisan dan emosi anak mengajarkan keterampilan regulasi emosi dan tekanan dengan lebih baik. Pada gilirannya, ini berdampak positif pada perkembangan otak dan kemampuan mengatasi stres di kemudian hari.

Kritik terhadap Attachment Parenting

Attachment parenting merupakan metode pengasuhan yang kontroversial. Meskipun para ahli setuju bahwa membangun secure attachment penting bagi anak, tapi pendekatan ini dianggap tidak memperhatikan kebutuhan orang tua. Berikut adalah beberapa kritikan yang paling sering dikemukakan:

  1. Berbagi tempat tidur dengan anak dikhawatirkan bisa menyebabkan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) dan menyusahkan sleep training di kemudian hari.
  2. Gaya pengasuhan ini dianggap kurang relevan di zaman ini mengingat banyak ibu yang harus pergi bekerja, sementara teori ini sendiri ditemukan pada tahun 1950-an ketika banyak ibu tinggal di rumah.
  3. Orangtua bisa mengalami kelelahan atau stres berlebih, sementara anak-anak terlalu bergantung. Kondisi ini diklaim bisa memperburuk suasana hati dan menciptakan ledakan emosi.

Nah, itulah sekelumit informasi tentang attachment parenting. Buat Mama yang sudah mencobanya, saran apa yang akan Anda berikan untuk mengatasi risikonya?

Tinggalkan Balasan