Baik Montessori maupun Waldorf, metode pendidikan ini sebenarnya sudah digunakan sejak awal 1900-an. Namun, tampaknya baru populer beberapa tahun belakangan dengan semakin banyak sekolah swasta yang mengadopsi metodenya. Lantas antara Montessori vs Waldorf, mana yang sebenarnya lebih baik dan apa perbedaannya? Mari temukan ulasan selengkapnya di sini!
Apa Itu Pendidikan Montessori?
Pendidikan Montessori digagas oleh seorang dokter perempuan pertama di Italia yang bernama Maria Montessori pada tahun 1906. Metode pendidikan ini dibangun dengan gagasan bahwa anak-anak adalah natural learner yang harus diberi ruang untuk belajar sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
Montessori berfokus pada pembelajaran langsung dan berdasarkan pengalaman, serta mendorong anak-anak untuk mengeksplorasi dan menemukan minatnya secara mandiri.
Apa Itu Pendidikan Waldorf?
Sementara itu, pendidikan Waldorf pertama kali diterapkan di Jerman pada tahun 1919 oleh seorang filsuf Austria bernama Rudolf Steiner. Pendekatan ini didasarkan pada sebuah gagasan bahwa pendidikan harus bersifat holistik, mengikuti perkembangan anak, dan mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual anak.
Pendidikan Waldorf banyak melibatkan kegiatan seni dan mendongeng dalam pembelajarannya, dimana penekanan utamanya adalah untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak secara alami, dengan mainan atau gadget seminimal mungkin.
Baca Juga: Pendidikan Waldorf, Pilihan Petinggi Silicon Valley untuk Anaknya
Montessori vs Waldorf: Perbedaan Paling Krusial
Montessori dan Waldorf memiliki tujuan yang mirip, yaitu untuk membantu anak-anak berkembang secara menyeluruh, bukan hanya dalam mata pelajaran akademis. Namun, keduanya memiliki model pembelajaran tersendiri. Berikut adalah perbedaan penting antara Montessori vs Waldorf.
1. Filosofi
Pendidikan Montessori mendorong keingintahuan alami anak dengan menerapkan pembelajaran mandiri.
Sementara, sekolah Waldorf lebih banyak berfokus pada pengembangan spiritual, emosional, dan kemajuan holistik melalui kreativitas dan imajinasi.
2. Pendekatan Belajar
Montessori menekankan pada kemandirian dan kebebasan anak untuk mengambil inisiatif dan memilih kegiatan berdasarkan minat dan kebutuhannya, serta membiarkan mereka bekerja dengan kecepatannya masing-masing.
Pendekatan Waldorf menekankan pentingnya memperlakukan anak sebagai individu yang utuh, baik dalam aspek intelektual, fisik, dan sosial-emosional dalam proses pembelajaran.
3. Kurikulum
Di Montessori, kurikulum adalah serangkaian mata pelajaran akademis yang diperkenalkan. Itu kenapa kebanyakan sekolah Montessori memprioritaskan pengajaran mata pelajaran akademis secara formal—meski caranya tidak sama dengan sekolah pada umumnya.
Sementara di pendidikan Waldorf, kurikulum adalah serangkaian kegiatan untuk mengembangkan kapasitas belajar. Di mana sekolah Waldorf biasanya tidak secara formal memperkenalkan mata pelajaran dasar sampai anak masuk ke kelas satu atau dua.
4. Peran Guru
Pendidik Montessori bertindak sebagai pengamat dan fasilitator, sementara pembelajaran dipimpin langsung oleh anak. Namun, materi pembelajarannya sudah tersedia tapi tersebar di seluruh kelas sehingga anak bebas memilih apa yang akan mereka pelajari dan kapan ingin melakukannya.
Sementara pendidik Waldorf berperan sebagai pembimbing dan mentor. Meski tetap memberikan kesempatan pada anak untuk bermain secara, guru-guru Waldorf menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih kolaboratif dan interaktif dengan siswanya. Biasanya mereka akan mendampingi murid-muridnya selama beberapa tahun atau bahkan sampai lulus.
5. Ruang Kelas atau Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar Montessori dirancang secara khusus untuk mengakomodasi proses belajar anak. Selain itu, ruang kelas Montessori juga memiliki tempat khusus untuk setiap barang dan materi pembelajaran.
Sebaliknya, ruang belajar Waldorf lebih banyak di luar ruangan untuk mendorong permainan kreatif dan imajinatif. Biasanya, anak-anak belajar menggunakan mainan dan barang buatan sendiri.
6. Tahap Perkembangan Anak
Montessori mengklasifikasikan tahap perkembangan anak ke dalam empat tahap, yaitu:
- 0-6 tahun, di mana anak berusia 0-3 tahun lebih banyak menyerap segala sesuatu yang mereka dapat dari lingkungan dan ketika menginjak usia 3-6, mereka akan jauh lebih selektif dan sensitif terhadap hal-hal tertentu sehingga momen ini bisa dimanfaatkan untuk mengasah keterampilan tertentu sesuai minat anak.
- 6-12 tahun adalah usia di mana anak mulai mengajukan banyak pertanyaan dan belajar menemukan jawabannya dengan melakukan eksperimen, kemudian melaporkan hasil temuannya.
- 12-18 tahun adalah usia di mana mereka mulai mempertanyakan perannya dalam struktur sosial yang lebih besar.
- 18-24 tahun adalah ketika mereka sudah memasuki usia dewasa dan siap masuk universitas atau memulai karier.
Sementara Waldorf membagi perkembangan anak ke dalam tiga tahap dan di setiap tahapnya anak akan mempelajari hal yang berbeda:
- 0-7 tahun anak lebih banyak mengeksplorasi lingkungan melalui indranya dan bergerak mengikuti kehendaknya (willing).
- 8-14 tahun anak banyak belajar mengenal dan mengolah rasa (feeling).
- 14-21 tahun anak mulai mandiri secara intelektual dan mampu mengembangkan cara berpikir (thinking) yang kreatif.
Montessori vs Waldorf: Persamaan Keduanya
Meskipun memiliki perbedaan-perbedaan seperti yang telah dijelaskan, kedua metode pendidikan ini sebenarnya memiliki beberapa kesamaan, di antaranya yaitu:
- Menggunakan pendekatan back to nature dan melibatkan banyak aktivitas di luar ruangan untuk kembali terkoneksi dengan alam.
- Berpusat pada siswa, yang artinya murid didorong untuk belajar secara mandiri atau berkelompok sesuai minatnya sampai batas tertentu.
- Menawarkan pengajaran yang dipersonalisasi dengan mempertimbangkan kebutuhan unik setiap siswa.
- Bertujuan untuk mendidik anak secara menyeluruh. Selain kemampuan akademik, kedua metode pendidikan ini juga sangat menekankan pada pembelajaran practical life skill, pengembangan karakter, dan pembelajaran nilai-nilai penting.
- Menekankan pembelajaran konkret melalui praktik langsung dan membatasi penggunaan teknologi modern—sekolah Waldorf lebih ketat soal ini.
Itulah informasi mengenai pendidikan Montessori vs Waldorf untuk Mama yang masih bingung perbedaannya. Perbarui terus informasi seputar dunia parenting dan perkembangan anak di blog Mamasewa ya, Mam!