Selama ini, kebanyakan orang menganggap lazy mind hanya bisa terjadi pada anak. Padahal, ini juga bisa terjadi pada orangtua dan tentu saja bisa bahaya jika dibiarkan.

Lazy mind tidak sama dengan istirahat. Pikiran memang perlu beristirahat dari aktivitas sehari-hari dan tidak melakukan apa-apa selama beberapa saat. Namun, lazy mind berarti pikiran memang tidak ingin berpikir apa-apa dan tidak mencoba untuk melakukannya.

Jika sebagai orangtua Mama memiliki lazy mind, Mama kemungkinan malas untuk memikirkan yang terbaik untuk anak. Lebih memilih untuk mencari jalan termudah atau bahkan tak melakukan apa-apa.

Apa Itu Lazy Mind?

bahaya lazy mind pada orang tua

Lazy mind adalah kondisi saat seseorang tidak memiliki motivasi atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Ini bisa terjadi jika pikiran dibiarkan berjalan secara otomatis.

Sebenarnya, ini tidak masalah karena terkadang orang memang harus bereaksi cepat dan membiarkan otak bekerja berdasarkan naluri. Namun, saat menghadapi situasi yang membutuhkan pemikiran yang lebih dalam atau kritis, lazy mind tidak akan membantu

Orang dengan lazy mind cenderung menerima begitu saja apa yang diperintahkan dan tidak menerapkan ide atau pemikirannya sendiri.

Bahaya Lazy Mind pada Orangtua

bahaya lazy mind pada orang tua

Salah satu contoh lazy mind pada orangtua adalah membiarkan internet dan televisi sebagai “pengasuh anak”. Ini tentu saja sangat bahaya.

Banyak orangtua sekarang yang lebih suka menempatkan anaknya di depan layar TV daripada memberi buku, mengajaknya bermain bersama, atau melibatkan anak melakukan pekerjaan di rumah.

Padahal, setelah menjadi orangtua, sudah seharusnya Mama bisa menjadi “pengajar” yang bisa mengajarkan rasa hormat, disiplin, dan etika. Sementara televisi dan internet tidak bisa menjadi pengajar utama.

Maka dari itu, Mama perlu mewaspadai bahaya lazy mind pada orangtua seperti berikut ini.

1. Overthinking

Malas berarti tidak melakukan apa-apa. Jika ini terus dilakukan, otak justru akan mengajak untuk berpikir daripada melakukan suatu tindakan. Ini bisa berakhir dengan terlalu banyak berpikir atau overthinking.

Mengapa? Karena lazy mind bisa membuat pikiran mengembara kemana-mana dan membawa pada kenangan buruk yang pernah dialami beberapa tahun yang lalu.

Selain itu, ketika tidak melakukan apa-apa, pikiran juga malah jadi berpikir tentang hal-hal yang belum terjadi. Ini sama sekali tidak sehat, apalagi saat mengasuh anak.

Bukannya berfokus pada apa yang terjadi saat ini dan apa yang sebenarnya dibutuhkan anak, Mama justru malah memikirkan kejadian buruk di masa lalu atau bahkan mencemaskan masa depan.

2. Mengabaikan Keluarga

Anak membutuhkan orangtua sebagai role model dalam hidupnya. Tapi bayangkan, kalau orangtua sering mengabaikan anak karena memiliki lazy mind, bagaimana anak bisa menjadikan Mama dan Papa sebagai panutannya?

Tak hanya kepada anak, bahaya lazy mind juga bisa terjadi pada hubungan Mama dan Papa. Ini bisa membuat Mama dan Papa saling mengabaikan satu sama lain. Jika dibiarkan, ini bisa membahayakan pernikahan dan keluarga.

BACA JUGA: 7 Bahaya Lazy Mind pada Anak, Awas Bisa Ciptakan Gangguan Mental!

3. Hidup Penuh dengan Kekacauan

Ketika rasa malas menghantui, Mama akan terpengaruh dan menjadi tidak produktif. Hal ini menyebabkan Mama jadi lebih sering menunda pekerjaan dan menunggu sampai tenggat waktu.

Ini bisa berakibat sangat buruk karena saat menunda pekerjaan dan tidak berniat untuk menyelesaikannya, maka hasilnya adalah kegagalan. Mama akan merasa hidup penuh dengan kekacauan.

Dampak paling bahaya dari lazy mind pada orangtua adalah saat gagal mengasuh anak, yang membuatnya tidak bersikap menghargai dan hormat kepada ayah dan ibunya.

4. Membuat Lebih Banyak Kemalasan

Sekali menjadi malas, sulit bagi seseorang dengan lazy mind untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Ini akan menjadi lingkaran setan dan membuat terjebak di dalamnya.

Lazy mind akan membuat Mama malas secara fisik dan mental. Kalau sudah seperti ini, kemalasan akan menguasai hidup dan lebih sulit untuk beraktivitas sehari-hari dengan normal.

5. Menderita Gangguan yang Berhubungan dengan Kemalasan

Jika lazy mind dibiarkan, bukan tidak mungkin Mama akan menderita beberapa gangguan yang berhubungan dengan kemalasan seperti di berikut ini.

  • Sindrom Hoeffner. Ini adalah “penyakit malas” dan membuat orang merasa lesu dan lelah hampir setiap hari. Orang yang menderita gangguan ini mengalami kekurangan energi dan antusiasme untuk melakukan apa pun.
  • Gangguan Kemalasan. Penderita gangguan ini malas sepanjang hari dan dapat menyebabkan masalah lain seperti depresi dan kecemasan.
  • Penundaan. Ini berbeda dengan kemalasan karena lebih kepada menunda-nunda pekerjaan dan bukannya tidak ingin melakukannya sama sekali. Namun, konsekuensinya sama dengan kemalasan jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat atau mengabaikannya.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi lazy mind.

  • Meditasi yang mengajarkan untuk memilah-milah pikiran agar hanya memikirkan hal yang penting dan membuang yang tidak penting
  • Tingkatkan kesejahteraan diri sebelum “mengurusi” orang lain
  • Kerjakan satu tugas dalam satu waktu agar pikiran tidak kewalahan
  • Tetapkan beberapa tujuan, baik jangka panjang maupun pendek, agar pikiran terus bekerja untuk memandu mencapai tujuan-tujuan tersebut
  • Biarkan pikiran-pikiran masuk dan ajak otak untuk berpikir dan menyelesaikannya

Cara lain agar tidak membuat lazy mind pada orangtua menjadi semakin menimbulkan bahaya adalah dengan bermain bersama anak. Ada banyak jenis permainan yang sekarang bisa disewa di Mamasewa.

Misalnya saja berbagai mainan pembelajaran dan edukasi, pretend play, berbagai jenis perosotan dan ayunan, hingga motor dan mobil aki. Semuanya bisa disewa dengan harga terjangkau dan waktu sewa yang bisa disesuaikan.

Selain bisa membuat anak senang, menyewa mainan di Mamasewa juga bisa menjauhkan Mama dari lazy mind.

Tinggalkan Balasan