Mam, masih ingat nggak dengan video seorang ibu yang mengamuk pada kasir minimarket karena susu UHT yang dibelinya tidak dingin? Meski petugas kasir sudah menjelaskan bahwa susu UHT yang dibeli ibu tersebut memang tidak ditempatkan di rak pendingin, wanita tersebut tetap tidak peduli dan bersikeras minta uangnya dikembalikan. Nah, supaya nggak gagal paham seperti ibu tersebut, mari mengedukasi diri dengan memahami perbedaan susu UHT dan pasteurisasi. Kira-kira kenapa ya tidak perlu ditempatkan di kulkas?
Perbedaan Susu UHT dan Pasteurisasi
Ketika berbelanja di minimarket atau supermarket, Mama pasti sudah tak asing dengan penempatan susu dalam kemasan. Ada susu yang diletakkan di rak pendingin atau kulkas, tapi ada juga yang ditempatkan di rak biasa tanpa pendingin.
Nah, kalau Mama teliti lebih lanjut, keduanya memang jenis susu yang berbeda. Susu yang biasa disimpan di rak pendingin biasanya adalah susu pasteurisasi atau susu segar (fresh milk). Sementara yang ada di rak biasa adalah susu UHT. Lantas apa sih bedanya?
1. Proses Pemanasan
Mengutip laman WebMD, susu UHT (Ultra-High Temperature) dipanaskan pada suhu 130-140°C selama 3-5. Proses ini menjadikan susu lebih awet karena seluruh mikroorganisme berbahaya dimatikan.
Sementara itu, susu pasteurisasi dipanaskan dengan metode HTST alias High Temperature-Short Term, yakni pada suhu 72-85°C selama 10-15 detik. Proses ini efektif membunuh mikroorganisme berbahaya, meski tidak membunuh seluruhnya.
2. Tingkat Sterilisasi
Seperti yang sempat disinggung pada poin sebelumnya, perbedaan susu UHT dan pasteurisasi juga bisa dilihat dari tingkat sterilisasinya. Proses pemanasan dalam susu UHT mampu membunuh seluruh mikroorganisme di dalam susu.
Sedangkan pasteurisasi tidak bisa membunuh seluruhnya. Namun, Mama tak perlu khawatir karena metode ini pun aman sebab bisa mematikan mikroorganisme berbahaya. Sementara mikroorganisme yang tertinggal biasanya bukan jenis bakteri patogen.
Jika dibandingkan, susu UHT lebih steril dibandingkan dengan susu pasteurisasi karena berhasil mematikan hampir semua bakteri.
BACA JUGA: DUKUNG ASI EKSKLUSIF, PEMERINTAH BUAT LARANGAN IKLAN SUSU FORMULA
3. Cara Penyimpanan
Nah, karena melewati proses pengolahan yang lebih steril, susu UHT tidak perlu disimpan di dalam lemari pendingin. Susu ini bisa tahan hingga 12 bulan di suhu ruang selagi kemasannya belum dibuka dan 5 hari setelah kemasannya terbuka.
Sedangkan susu pasteurisasi hanya bisa bertahan selama 4-5 jam di suhu ruangan sehingga harus disimpan di dalam lemari pendingin.
4. Masa Konsumsi
Sebelum kemasannya dibuka, susu UHT tidak perlu disimpan di kulkas. Karena dikemas dalam wadah aseptik, susu UHT akan tetap aman meski diletakkan di suhu ruang. Namun, setelah dibuka, susu UHT harus habis dalam waktu 3-4 hari, maksimal 5 hari.
Untuk susu pasteurisasi, produk ini bisa bertahan di lemari pendingin hingga 40 hari dan harus dikonsumsi maksimal 4 hari setelah kemasannya dibuka.
5. Kandungan Nutrisi dan Cita Rasa
Dilihat dari profil nutrisinya, susu UHT dan susu pasteurisasi tidak berbeda. Meskipun beberapa nutrisi pada susu UHT mungkin berkurang selama proses produksi.
Dibandingkan dengan pasteurisasi, susu UHT memiliki kadar protein, vitamin B12, vitamin B6, dan folat yang sedikit lebih rendah. Selain itu, kalsium dalam susu yang tadinya bersifat larut akan berubah menjadi kalsium yang tidak larut sehingga lebih sulit diserap oleh tubuh.
Namun, biasanya kedua jenis produk susu ini telah mengalami fortifikasi, alias penambahan mikronutrien atau vitamin untuk mengganti nutrisi yang hilang akibat proses pengolahan.
Sementara kalau dibandingkan secara organoleptik, susu pasteurisasi memiliki tekstur yang lebih kental dan rasa yang lebih kuat dibanding susu UHT.
Nah, jadi itu tadi adalah perbedaan susu UHT dan pasteurisasi ya, Mam. Soal mana pilihan yang lebih baik untuk si kecil, Mama bisa mengonsultasikannya dengan dokter atau ahli gizi.
Tapi, kalau Mama sedang mencari kebutuhan dan peralatan yang terbaik untuk si kecil, Mamasewa siap memberikan solusinya. Ada berbagai pilihan produk dan merek yang untuk menemani setiap perjalanan usia si kecil — mulai dari dalam kandungan, bayi baru lahir, kanak-kanak, hingga usia sekolah. Yuk, cek koleksi selengkapnya di sini!