Mengajarkan anak toilet training atau potty training memang tidak mudah dan ternyata bisa membuat anak menjadi trauma. Mengapa bisa begitu?
Karena anak akan diajarkan untuk memiliki keahlian baru dalam hidupnya, tetapi mungkin dia belum siap untuk melakukannya. Kalau sudah begitu, apa yang harus dilakukan agar anak tidak trauma saat menjalani toilet training? Cari tahu caranya di sini yuk, Mam!
Anak Trauma Toilet Training, Bisa Dijelaskan secara Teori
Mungkin Mama bingung mengapa toilet training bisa membuat anak trauma. Namun ternyata ada teori yang bisa menjelaskannya.
Menurut Erik Erikson, penemu Teori Perkembangan Psikososial, ada 8 tahap dalam mengembangkan kemampuan psikososial anak. Dalam konteks ini, potty training bakal sukses ketika anak sudah menguasai tahapan perkembangan Otonomi vs Rasa Malu dan Keraguan.
Begitu sebaliknya, Erikson mengatakan bahwa anak bisa mengalami tantangan psikologis dan peningkatan perilaku negatif selama masa toilet training ketika perkembangan psikososialnya belum matang. Contohnya seperti:
- Memiliki harga diri yang menurun atau rendah
- Terlalu bergantung pada orang dewasa dan pengasuh
- Ragu dirinya bisa melakukan hal lain, bahkan yang sederhana
Cara Mengatasi Anak Trauma karena Toilet Training
Lakukan beberapa cara di bawah ini agar anak tidak perlu merasakan trauma saat melakukan toilet training.
1. Analisis Apa yang Terjadi
Tarik napas dalam-dalam dan cobalah mulai menganalisis apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Pertimbangkan berapa lama anak terlihat mengalami trauma, catat pola apa pun yang dilihat, dan tentukan apakah ada perubahan atau pemicu stres yang mungkin menjadi pemantiknya.
2. Bicara dengan Anak
Jika yakin anak mengalami trauma, bicarakan dengan anak. Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh anak agar Mama bisa dapat memahami apa penyebabnya.
Jaga agar nada suara agar tidak menghakimi dan positif. Jangan sampai anak merasa takut Mama marah karena dia merasa trauma. Ini bisa memperburuk keadaan.
BACA JUGA: HUKUMAN TIME OUT UNTUK ANAK, CARA MENDISIPLINKAN TANPA MARAH-MARAH
3. Coba Atasi Rasa Traumanya
Jika ada yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi trauma anak karena toilet training, lakukan sesegera mungkin.
Misalnya, anak jadi trauma setelah menggunakan toilet di playground atau child care-nya, tanyakan kepada guru apakah Mama bisa mendampingi anak saat ke kamar mandi.
Tunjukkan padanya kalau kamar mandi di sekolah—atau tempat mana pun—fungsinya sama dengan kamar mandi yang digunakannya di rumah.
4. Jangan Pernah Menghukum Anak
Jika anak tidak selalu mau diajak potty training, jangan menunjukkan kekecewaan Mama. Ini bisa membuat si kecil lebih trauma, yang dapat menyebabkan lebih banyak masalah.
Ingatlah untuk tetap optimis dan jangan pernah berteriak atau memarahi anak. Lisa Asta, MD, seorang profesor klinis pediatri, mengatakan bahwa anak seharusnya tidak khawatir akan dihukum orang tuanya jika melakukan kesalahan.
5. Coba Berikan Hadiah
Beri anak hadiah kecil karena mau berlatih buang air pada tempatnya. Misalnya, berikan stiker setiap kali anak mau melakukan potty training. Setelah beberapa hari berturut-turut melakukannya, Mama bisa memberi camilan atau mainan favoritnya.
Namun, hadiah yang paling efektif untuk anak adalah apresiasi dari orang tuanya. Jadi, saat anak berhasil potty training, jangan lupa bilang, “Wah, kamu sudah besar, sudah bisa pipis di kamar mandi!” atau “Adik sudah mandiri dan bisa poop sendiri” dan sebagainya.
6. Beritahu dengan Jelas Maksud Mama pada Anak
Untuk anak-anak yang lebih kecil, ini biasanya dilakukan dengan cara nonverbal atau bukan lewat kata-kata. Misalnya, siapkan toilet anak dan dudukkan dia di atasnya saat terlihat berbohong menahan pipis atau pupnya.
Untuk anak yang lebih besar, beritahu dia kalau Mama yakin dia bisa berhasil buang air kecil di kamar mandi. Mama bisa berikan semangat dia berjuang melakukannya.
7. Bicaralah dengan Orang yang Profesional
Dokter anak atau profesional medis lain yang berspesialisasi pada anak-anak bisa membantu anak mengalami trauma karena toilet training.
Anak bisa mendapatkan perawatan yang dibutuhkannya, apalagi jika trauma yang dirasakannya disebabkan oleh kondisi medis sehingga harus dilakukan oleh profesional.
Jika Mama berniat ingin memberikan mainan untuk anak agar tidak lagi trauma karena toilet training, sekarang tak perlu lagi membelinya dengan harga mahal. Lebih baik sewa saja di Mamasewa.
Ada berbagai jenis mainan yang disewakan, mulai dari mainan edukasi, mainan musik, pretend play, motor-motoran, hingga playhouse. Harga sewanya terjangkau dan bisa disewa mulai dari dua minggu! Jadi, sewa mainan saja di Mamasewa, ya.