Mengutip laman American Diabetes Association, mindful eating sebenarnya tidak berkaitan dengan kalori dan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Namun, pendekatan ini bisa melatih anak untuk meregulasi diri dan mengurangi tendensi penerapan pola makanan yang tidak sehat. Yuk, cari tahu bagaimana cara melatih mindful eating pada anak dan kenapa ini penting banget!
Apa Itu Mindful Eating?
Mindful berarti menjadi lebih sadar akan situasi dan pilihan, bukan sekedar bereaksi terhadapnya.
Sementara mindful eating adalah sebuah pendekatan untuk sepenuhnya memperhatikan makanan dan pengalaman makan. Ini melibatkan seluruh indra, perasaan, dan tanda-tanda fisik yang dirasakan — seperti rasa lapar atau kenyang.
Menjadikan mindful eating sebagai kebiasan bukan hanya soal makan lebih lambat dan memilih makanan sehat, tapi bagaimana membangun koneksi dan kesadaran akan apa yang dimakan.
Dengan begitu, anak bisa lebih menikmati dan mensyukuri makanan, tahu apa yang dibutuhkan oleh tubuh, dan pada gilirannya bisa meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kepuasan.
Kenapa Melatih Mindful Eating pada Anak Penting?
Belakangan ini Mama pasti sudah banyak mendengar soal meningkatnya kasus diabetes dan gagal ginjal pada anak. Diketahui bahwa salah satu penyebab utamanya adalah kebiasan makan yang buruk.
Terlebih di zaman yang serba cepat seperti sekarang ini, orang bisa dengan mudah memesan berbagai jenis makanan secara online. Ditambah dengan kebiasaan makan sambil melakukan aktivitas lainnya.
Akibatnya, makan menjadi mindless act dan sering kali dilakukan cepat-cepat. Maka dari itu, Mama perlu tahu tiga alasan utama kenapa mindful eating sangat penting diperkenalkan pada anak-anak.
1. Mencegah Gangguan Makan Berlebih
Mindful eating mendorong anak untuk mengunyah makanan dengan perlahan sehingga otak bisa mengeluarkan sinyal kenyang di saat yang tepat.
Sebaliknya, makan terlalu cepat atau sambil mengerjakan aktivitas lainnya bisa membuat sinyal kenyang datang terlambat — ketika anak sudah makan terlalu banyak.
Kalau dibiarkan, ini berpotensi menyebabkan gangguan makan berlebihan alias binge eating disorder (BED) maupun gangguan makan lainnya.
2. Mengembalikan Isyarat Lapar dan Kenyang
Mindful eating bisa mengembalikan perhatian dan memperlambat diri. Ini menjadikan aktivitas makan sebagai tindakan yang disengaja.
Sederhananya, ini bisa mengembalikan kepekaan tubuh terhadap rasa kenyang dan lapar. Anak pun bisa membedakan antara lapar dan ingin makan (craving).
3. Mengenali Pemicu Ingin Makan
Terakhir, mindful eating mampu membantu anak mengenali pemicu yang membuatnya ingin makan dan ini belum tentu karena lapar. Bisa jadi karena ngiler setelah menonton video di media sosial atau dipengaruhi oleh temannya.
Mengenali pemicu lapar bisa menciptakan ruang dan memberi waktu untuk merespons dan bereaksi terhadap rasa lapar tersebut.
Cara Melatih Mindful Eating pada Anak
Cara melatih mindful eating pada anak tentu berbeda, tergantung usianya. Namun, secara sederhana Mama bisa melatih mindful eating pada anak dengan cara-cara berikut ini.
1. Mengenalkan Apa yang Dimakan
Supaya anak mengenali apa saja yang akan mereka makan, Mama bisa mengatur penempatan nasi, lauk, dan sayur per bagian.
Pada anak yang lebih besar, beri mereka kesempatan untuk memilih dan mengambil sendiri makanan yang mereka inginkan. Termasuk mana yang mau dimakan terlebih dahulu.
2. Mengajarkan Kebiasaan Makan yang Baik
Melatih mindful eating pada anak artinya Mama perlu menunjukkan kebiasaan makan yang baik. Misalnya, makan sambil duduk di kursi makan yang bisa disewa di Mamasewa, berdoa sebelum dan sesudah makan, dan tidak makan sambil main gadget atau melakukan kegiatan lainnya.
Dengan begitu, anak akan lebih menghargai makanan, menyadari sensasi dan rasa makanannya, sekaligus membiasakan perilaku makan yang baik sejak dini.
BACA JUGA: ANAK SUSAH MAKAN SAYUR? COBA LAKUKAN TIPS INI, MAM!
3. Mengunyah Secara Perlahan
Supaya anak lebih mudah mengenali rasa kenyangnya, dorong mereka untuk mengunyah makanan secara perlahan. Izinkan mereka menikmati setiap sensasi dan rasa yang mereka temukan.
Sebaliknya, jangan menyuruh mereka makan cepat-cepat karena harus segera berangkat sekolah dan sebagainya. Alih-alih begitu, siapkan anak lebih awal sehingga mereka bisa makan dengan lebih mindful.
4. Membedakan Rasa Lapar dan Ingin Makan
Anak-anak mungkin masih sulit membedakan rasa lapar dan nafsu makan. Namun, kalau sudah terbiasa dan bisa mengenalinya, anak akan paham berapa banyak yang perlu mereka makan dan tahu kapan harus berhenti karena sudah kenyang.
Pada gilirannya, ini bisa menjauhkan mereka dari dorongan makan karena rasa bosan atau stres saat dewasa nanti.
5. Tidak Memaksa Anak Menghabiskan Makanan
Orangtua seringkali memaksa anak untuk menghabiskan makanannya walaupun sudah kenyang. Alasannya karena mubazir.
Padahal kebiasaan ini bisa merusak keterampilan alaminya dalam mengenali rasa kenyang. Nah, supaya tidak ada makanan yang terbuang, biasakan mengambil makanan dengan porsi sedang. Kalau ternyata anak masih lapar, nanti bisa ambil lagi, kan?
6. Tidak Melewatkan Waktu Makan
Melewatkan waktu makan bisa membuat anak makan lebih cepat, banyak, dan tidak terkontrol. Oleh karena itu, biasakan mengatur jadwal makan pada waktu yang sama setiap hari.
7. Dorong Anak untuk Menghargai Makanan
Di tengah gempuran ultra processed food, dorong anak untuk memilih opsi makanan yang lebih sehat. Kenalkan bahwa bahan makanan yang asli (real food) itu ditanam dan dirawat sepenuh hati hingga hasilnya bisa mereka nikmati saat ini.
Dengan mengetahui dari mana makanannya berasal, anak akan lebih mudah menghargai makanan dan tidak berpikir untuk mencelanya.
Mam, itulah informasi seputar mindful eating dan bagaimana cara melatihnya pada anak. Namun, sebelum mengajarkan pada si kecil, pastikan Mama dan Papa sudah lebih dulu mempraktekkannya. Sebab, sebaik-baiknya cara melatih mindful eating pada anak adalah melalui contoh nyata.