Sekarang ini ada banyak sekali gaya parenting yang bisa Mama adaptasi. Salah satunya adalah jellyfish parenting. Sesuai namanya, gaya parenting yang satu ini terinspirasi dari gaya pengasuhan induk ubur-ubur yang santai dan fleksibel.
Meski disebut-sebut sebagai gaya pengasuhan yang paling ideal untuk membesarkan generasi alpha, jellyfish parenting tetap memiliki kekurangan dan kelebihan. Maka dari itu, yuk cari tahu bagaimana tips menerapkannya!
Apa Itu Jellyfish Parenting?
Induk ubur-ubur sering membiarkan anak-anaknya mengikuti arus dan memimpin kawanan sehingga mereka bisa belajar bagaimana cara menghadapi tantangan dan mengatasinya.
Selain itu, induk ubur-ubur ternyata juga kerap “berkomunikasi” dengan anak-anaknya untuk mengatasi perilakunya. Ini membantu ubur-ubur membangun koneksi antara orangtua dan anak.
Kalau dalam teori parenting, jellyfish parenting identik dengan gaya pengasuhan yang fleksibel dan permisif. Ini lebih seperti membangun persahabatan dengan anak-anak.
Kelebihan dan Kekurangan Jellyfish Parenting
Meski kelihatannya ini adalah pola asuh yang sangat ideal, jellyfish parenting sebenarnya juga memiliki kekurangan yang perlu Anda pertimbangkan sebelum mengadopsinya. Berikut adalah uraiannya.
Kelebihan
- Membantu anak dan orangtua mengembangkan hubungan dan pola komunikasi yang lebih fleksibel dan sehat
- Memberi anak kesempatan untuk lebih mandiri dan percaya diri
- Menjaga hubungan antara orangtua dan anak-anak tetap harmonis karena keduanya saling berempati dan menghargai keputusan satu sama lain
- Anak-anak bisa menentukan sendiri pilihannya, termasuk menentukan apa-apa saja yang bisa mendukung keterampilan dan pertumbuhannya
- Bagi anak remaja, pola asuh ini memberi mereka kesempatan untuk mengeksplorasi diri dan mengatasi tantangan dengan caranya sendiri
Kekurangan
- Menyebabkan munculnya perilaku egois dan sulit mengikuti aturan karena terbiasa diberi kebebasan
- Orangtua yang menerapkan pola asuh ini cenderung “pemaaf” sehingga anak mungkin tumbuh tanpa mengenal konsekuensi logis
- Anak kurang memahami batasan-batasan yang ada di masyarakat dan menjadi tidak terlatih dalam mengembangkan disiplin diri
- Anak mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola emosinya sehingga berisiko mengembangkan perilaku agresif
BACA JUGA: TIPS PARENTING SONG TRIPLETS, JADIKAN KELUARGA SEBAGAI PRIORITAS
Tips Menerapkan Jellyfish Parenting
Karena ternyata pola asuh ini masih memiliki “celah”, maka Mama bisa mengombinasikannya dengan daya pengasuhan positif lainnya sehingga anak bisa diasuh dengan cara-cara yang efektif dan balance. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Mama terapkan.
1. Tetap Pantau
Pola asuh ini memang membuat anak lebih mandiri dan terbuka terhadap perubahan dan tantangan. Namun, perlu Mama ingat bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini bisa mendapatkan “kekuatan” sebelum mereka siap.
Oleh karena itu, tetap pantau dan evaluasi penerapannya pada perkembangan anak. Apakah ini mendukung perkembangannya atau justru menciptakan masalah perilaku.
2. Ajarkan Batasan
Boleh saja memberi anak kebebasan untuk membuat keputusan sendiri. Namun, sebagai orangtuanya, Mama tetap perlu mengenalkan batasan, harapan, dan konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan. Dengan begitu, mereka bisa membuat keputusan yang lebih bijak.
Kadi, alih-alih memberikan keleluasaan sebebas-bebasnya, Mama bisa memberi mereka beberapa opsi. Cara ini cukup efektif untuk tetap memberi mereka rasa kontrol, sambil tetap menjaganya tetap di koridor yang benar.
3. Imbangi dengan Pola Asuh Positif Lainnya
Perlu Mama sadari bahwa pola asuh ubur-ubur ini tidak bisa diterapkan sepenuhnya. Orangtua tetap perlu memperhatikan kebutuhan anak-anaknya, bukan sekedar mengikuti keinginan mereka.
Meskipun Mama cukup fleksibel dalam beberapa aspek, penting untuk tetap konsisten dalam menegakkan konsekuensi dari perilaku yang tidak sesuai.
4. Tetap Buat Anak Merasa Diperhatikan
Selalu memberi kebebasan pada anak ternyata bisa membuat mereka merasa diabaikan. Awalnya mereka mungkin senang karena bebas melakukan apapun yang mereka mau tapi lama-lama mereka mulai berpikir bahwa orangtuanya tidak peduli dengan hidupnya.
Maka dari itu, sangat penting untuk mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya. Pastikan anak merasa tetap didukung dan dicintai dengan membangun komunikasi yang efektif ya, Mam!
5. Perhatikan Karakteristik Anak
Gaya parenting ini mungkin cocok untuk keluarga yang fleksibel, tidak punya banyak agenda harian, serta anak dengan perangai yang matang dan patuh. Namun, tidak untuk mereka yang belum memahami apa itu disiplin dan konsekuensi.
Oleh karena itu, pastikan Mama benar-benar mengenali karakter si kecil sehingga Mama bisa mendidik dan membesarkan mereka dengan pendekatan-pendekatan yang tepat.
Itulah ulasan seputar jellyfish parenting lengkap dengan kekurangan, kelebihan, dan cara menerapkannya. Selalu perbarui informasi dan wawasan Anda dengan mengunjungi blog Mamasewa.
Bukan cuma ilmu yang bermanfaat, Mama uga bisa menemukan berbagai macam kebutuhan anak yang bisa mendukung tumbuh kembangnya. Mulai dari dalam kandungan, baru lahir, toddler, preschool, sampai usia sekolah. Yuk, cek koleksi selengkapnya di Mamasewa!