Anak yang terlahir dengan sehat tanpa gangguan secara fisik maupun neurologis menjadi dambaan orang tua. Demi mencapai hal tersebut, maka perkembangan otak anak usia dini haruslah diperhatikan sejak awal.
Perkembangan otak menjadi hal penting yang akan mempengaruhi pertumbuhan anak. Masa emas anak dimulai semenjak lahir hingga usia 5 tahun. Mama sebagai orang tua tentunya harus memahami setiap tahapan dari perkembangan anak.
Tahapan Perkembangan Otak Anak Usia Dini
Pada dasarnya pertumbuhan otak anak dimulai sejak dalam janin. Perkembangan sel-sel otak ini dimulai ketika janin sudah masuk di rentang 3 hingga 4 bulan. Jumlah sel saraf ini bertambah sangat cepat hingga mencapai milyaran sel ketika bayi lahir.
Seiring bertambahnya usia, sel saraf ini terus meningkat dan salin terhubung sesuai pertumbuhan mereka. Selain itu, hal ini juga bisa dilihat dari ukuran lingkar kepala bayi yang semakin membesar semenjak mereka dilahirkan.
Image by Pexels
Rangkaian ini juga membentuk penglihatan, bau, suara hingga sentuhan dan kontak mata yang berhubungan secara langsung terhadap neural otak. Pada saat bayi baru lahir, otak mereka memiliki berat sekitar 25% dari otak dewasa.
Adapun, saat mereka memasuki usia tahun kedua berat dari otak ini meningkat sekitar 75%. Tahun-tahun pertumbuhan dari perkembangan otak ini menjadi sangat penting untuk diketahui oleh Mama agar bisa memberikan lingkungan yang sesuai.
Berikut ini tahapan-tahapan dari pertumbuhan perkembangan otak anak usia dini yang perlu Mama pahami.
1. Usia Anak 1 Tahun
Pada tahapan pertama bagi perkembangan otak anak usia dini menjadi sangat krusial untuk pertumbuhan mereka. Pasalnya, di usia ini anak mulai mengalami teori perkembangan otak dengan rasa penasaran yang sangat tinggi.
Tidak hanya itu, anak juga mulai mengalami rangkaian penglihatan, bahasa, bau hingga kontak mata. Hal ini karena otak anak mulai membangun selubung mielin atau lapisan sel lemak yang mempercepat impuls elektrik sepanjang akson.
2. Usia Anak 2 Tahun
Di usia ini anak mulai memiliki kemampuan dalam mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya. Selain itu, mereka juga mulai bisa menyusun kata-kata pertamanya. Tidak hanya itu, pertumbuhan pada perkembangan motoriknya juga mulai terasah.
Tentunya ini menjadi anak mulai bisa berjalan pendek hingga melakukan lompatan-lompatan kecil. Pada usia ini korteks prefrontal atau daerah otak di mana berpikir tingkat tinggi dan pengaturan diri terjadi mulai bertumbuh matang.
3. Usia Anak 3 Tahun
Perkembangan otak anak usia dini khususnya di umur 3 tahun menjadi puncak kelebihan produksi. Jumlah sel-sel serta besaran volume otak anak sudah mencapai 80% dari otak yang dimiliki orang dewasa.
Otak anak usia dini pada rentang umur 3 tahun pada dasarnya memiliki jumlah sinapsis yang lebih banyak ketika dibandingkan dengan usia dewasa. Sinapsis merupakan penghubung antara satu neuron dengan neuron lainnya.
Seiring pertumbuhan dan perkembangan anak, otak akan secara bertahap mulai menyusutkan sinapsis melalui cara menghancurkannya. Tahap ini akan digantikan dengan memfokuskan otak pada koneksi energi yang penting.
4. Usia Anak 4 Tahun
Pada tahapan ini, otak anak sudah mulai masuk di fase berhitung. Mama dan Papa selaku orang tua bisa memberikan mainan atau buku cerita edukatif untuk menstimulasi kecerdasan anak.
Pada perkembangan otak anak usia 4-6 tahun ini menjadi sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai aturan sederhana. Ajarkan anak untuk mengetahui adanya batasan-batasan dalam norma kehidupan.
Terlepas dari pertumbuhan stimulasi anak, mereka juga sudah bisa memahami aturan-aturan yang dari orang tua. Selain itu, mereka juga mulai memperlihatkan minat untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain.
5. Usia Anak 5 Tahun
Menjelang usia 5 tahun, perkembangan otak anak usia dini semakin menyesuaikan dengan pengalaman mereka selama bertumbuh. Peristiwa yang mereka alami sejak lahir akan membentuk sinapsis secara langsung.
Pada usia ini faktor lingkungan yang diberikan kepada anak menjadi sangat penting sehingga Mama atau Papa sangat perlu memperhatikan lingkungan anak. Berikan lingkungan yang positif seperti mengajarkan agama atau berbuat baik ke sesama.
Jika anak terpapar pengalaman dengan lingkungan yang negatif, maka akan meninggalkan bekas luka psikologis yang bisa saja bertahan selamanya pada anak. Tentunya ini akan sangat membahayakan bagi pertumbuhan anak.
Cara Menstimulasi di Masa Golden Age
Pada hakikatnya anak terlahir dengan 100 triliun sel otak yang disebut neuron. Pada tahun-tahun pertama, neuron-neuron ini akan membentuk koneksi dengan sel-sel lainnya. Seiring waktu, sel akan semakin kuat serta jumlah yang meningkat.
Jaringan neuron inilah yang membentuk pertumbuhan dari perkembangan anak. Pada usia ini anak sering disebut dengan masa golden age. Anak yang tumbuh dengan perkembangan yang baik tentunya berdampak positif pada pertumbuhan.
Berikut beberapa cara yang bisa Mama lakukan dalam menstimulasi pertumbuhan anak pada usia dini.
1. Mengembangkan Kemampuan Motorik
Motorik pada anak pada dasarnya terbagi dalam dua kategori, yakni motorik kasar dan motorik halus. Pada motorik kasar berhubungan secara langsung dengan otot-otot yang terdapat di tubuh anak.
Image by Unsplash
Sedangkan untuk motorik halus meliputi kemampuan seperti aktivitas anak yang mengancingkan baju, mencoret kertas ataupun melipatnya ke dalam beberapa bagian.
2. Mengembangkan Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan anak yang didapatkan dari berbagai informasi dan pengalaman selama mereka tumbuh. Hal ini juga termasuk seperti kemampuan memecahkan masalah, mengingat hingga mengambil keputusan.
Cara yang bisa Mama dan Papa lakukan dalam mengasah kemampuan kognitif anak, yaitu dengan membantu mereka mengeksplorasi lingkungan yang ada. Mama bisa mengajak mereka ke tempat-tempat baru yang belum pernah mereka lihat.
Ajak mereka untuk berdiskusi terkait dengan objek ataupun lingkungan yang baru mereka lihat. Mereka tentunya akan banyak bertanya terkait hal-hal yang baru saja terlintas. Mama dan Papa harus selalu merespon pertanyaan mereka dengan baik.
3. Memaksimalkan Potensi Anak
Sejak kecil Mama dan Papa harus memperhatikan hal-hal apa saja yang mereka sukai. Perhatikan juga potensi yang mungkin memang sejak lahir sudah melekat di tubuh mereka.
Image by Pexels
Misalnya, jika anak menyukai bermain musik, maka Mama dan Papa bisa memberi arahan serta penggunaan alat music yang tepat. Jika memungkinkan, berikan les untuk usia yang sesuai agar potensi mereka terasah sejak dini.
4. Mengajak Bermain dan Belajar
Masa kanak-kanak tentunya merupakan waktu untuk anak lebih banyak bermain. Ketika anak memiliki mood yang baik, mereka akan menjadi lebih mudah dalam menyerap pengetahuan.
Jika orang tua memberikan stimulasi belajar dan permainan yang tepat, perkembangan otak anak usia dini tentunya semakin baik. Oleh karena itu, Mama bisa memberikan permainan yang bisa sekaligus menjadi tempat belajar.
Tidak perlu bingung untuk memberikan permainan apa yang tepat untuk anak, di Mamasewa.com terdapat banyak permainan yang bisa meningkatkan stimulasi otak anak. Jenis permainan ini juga sangat beragam sesuai usia anak, yuk sewa sekarang!