Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia. Bukan hanya dengan keberagaman budayanya yang kaya, tetapi terdapat keberagaman permainan tradisional Kalimantan yang unik dan menarik.
Permainan-permainan ini tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat setempat, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang turun temurun. Sampai saat ini permainan tersebut masih terjaga kelestariannya.
Permainan Tradisional Kalimantan
Setiap provinsi memiliki ciri khas masing-masing, begitu juga dengan permainan tradisional Kalimantan. Ciri khas ini menjadi nilai budaya dan identitas dari masing-masing provinsi tersebut. Selain memberikan hiburan, permainan-permainan ini juga menjadi bagian penting.
Hal ini karena warisan budaya yang sampai sekarang masih banyak orang lestarikan. Melalui permainan tradisional, generasi muda khususnya anak-anak dapat belajar tentang nilai-nilai lokal dan kecerdasan dalam bersosialisasi.
Tentunya ini sangat tepat untuk Mama mengajari si kecil dengan media permainan. Hal ini sangat baik untuk anak-anak dan pastinya tidak akan bosan karena pembelajaran melalui media permainan.
Berikut ini nama-nama permainan beserta caranya yang memang berkembang di menjadi permainan khas Kalimantan:
1. Gasing atau Begasing
Jika Mama berkunjung ke daerah Kutai, maka akan menemukan permainan yang bernama begasing atau biasanya disebut gasing. Pada permainan ini memiliki perbedaan sistem sesuai dengan jenis begasing yang akan dimainkan.
Terdapat beberapa jenis permainan begasing yang bisa bisa anak-anak hingga orang dewasa mainkan, yakni untuk jenis begasing buong, tungkul, pelele, perangat, pendada hingga begasing bengor.
Semua menjadi ciri khas dari begasing asli Kutai. Di antara keenam jenis begasing tersebut, gasing tungkul menjadi sangat populer dan sampai sekarang. Gasing tungkul terkenal sebagai gasing yang agak tinggi dengan jenis lainnya.
Jika ditelusuri lebih lanjut, terdapat tiga jenis sistem untuk memainkan begasing di Kutai. Mulai dari jenis sistem bekurai atau adu ketahanan gasing, beragaan hingga adu tumbuk.
Setiap jenis permainan ini membutuhkan penggunaan gasing yang sesuai, contohnya seperti penggunaan gasing pelele pada permainan adu tumbuk begasing. Begasing yang paling lama berputar akan menjadi pemenang.
2. Belogo
Belogo atau sebutan Logo merupakan permainan tradisional Kalimantan Timur selanjutnya. Alat utama dalam permainan ini adalah kepingan tipis yang memiliki bentuk segi lima dan terbuat dari batok kelapa yang telah melewati proses amplas.
Permainan ini bisa pemain mainkan dengan cara mencungkil menggunakan tongkat khusus yang pemain disebut dengan campak. Pemain melakukannya secara beregu yang mana setiap regu atau kelompok terdiri dari tiga pemain.
Tugas regu ini, yaitu untuk menjatuhkan tiga target logo dimana memiliki posisi vertikal dan berderetan. Jarak antar target adalah 8 meter dengan lebar lintasan sekitar 3 meter.
Oleh karena itu, arena permainan belogo memerlukan ruang yang cukup luas dan besar. Masing-masing pemain memiliki dua peluang untuk mencungkil kepingan dengan total enam peluang untuk setiap tim dalam menjatuhkan semua kepingan.
3. Lawang Sekepeng
Permainan tradisional Kalimantan selanjutnya yang bisa Mama ketahui adalah Lawang Sekepeng. Permainan ini merupakan suatu seni bela diri yang berasal dari suku Dayak Ngaju yang ada pada Provinsi Kalimantan Tengah.
Karena itu, permainan tradisional Kalimantan Tengah ini menjadi ciri khas ketika upacara adat ataupun penyambutan tamu. Lawang memiliki makna sebagai pintu atau gapura, sedangkan sakepeng berarti satu keping.
Gapura Lawang Sakepeng umumnya terbuat menggunakan bahan kayu dengan lebar sekitar 1,5 meter dan tinggi 2,3 meter. Bagian atas gapura ini bermotif tanaman rambat dan gambar burung enggang.
Biasanya, permainan ini terdiri dari dua orang yang saling beradu yang terpisahkan oleh dua sisi gapura. Setiap gerakan akan diiringi dengan alat musik berupa dua buah gendang dan satu gong.
4. Batu Lele
Permainan tradisional Kalimantan Timur Batu Lele merupakan jenis permainan anak-anak yang menggunakan atribut dua potong kayu atau rotan. Potongan yang panjang ini memiliki nama sampok atau sape dalam bahasa Benua.
Sementara potongan yang lebih kecil memiliki nama ane’ yang artinya anak batu lele. Dalam bahasa istilah “batu lele” atau “batu lili'” mengacu pada tongkat kecil-kecil. Permainan ini sangat mudah untuk anak-anak mainkan.
Pemain perlu membuat lubang kecil berbentuk miring dengan panjang yang sama dengan anak batu lele. Selanjutnya, anak batu lele akan melintang di lubang tersebut dan diungkit menggunakan tongkat yang panjang.
5. Cekang
Cekang merupakan salah satu permainan tradisional Kalimantan Utara. Permainan ini menggunakan ketapel sebagai alat utamanya. Selain itu, terdapat juga buah yang nantinya sebagai peluru untuk menembak.
Buah ini biasanya tumbuh segar pada pohon mangrove sehingga anak-anak perlu menerjang lumpur untuk bisa mendapatkan buah tersebut. Sementara, untuk mendapatkan cekang, biasanya memanfaatkan cabang dari pohon mangrove.
Di Jawa, permainan ini terkenal dengan sebutan gedangan atau pisangan. Terkadang anak-anak akan memanfaatkan buah bonsai untuk menembak cicak yang di dalam rumah.
6. Belincar
Permainan tradisional Kalimantan Barat yang cukup populer adalah Belincar. Pada permainan ini melibatkan melempar objek datar ke arah taruhan yang terdiri dari dedaunan atau kertas bekas pembungkus rokok.
Jumlah pemain dalam permainan ini bisa berkisar antara 2 hingga 6 orang, tergantung pada apakah permainannya bersifat individu atau kelompok. Jika pemainnya hanya dua atau jumlahnya ganjil, permainan bersifat individu.
Sebaliknya, jika pemainnya empat atau enam (jumlah genap), permainan dilakukan secara kelompok. Umumnya, permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berusia 5 hingga 15 tahun.
Namun, jika ada perempuan yang ingin berpartisipasi, dia bisa bergabung dengan para pemain laki-laki. Jika jumlah perempuannya lebih dari satu, maka dapat membentuk kelompok sendiri.
7. Pindah Bintang
Permainan tradisional lainnya terkenal dengan sebutan Pindah Bintang. Mengambil inspirasi dari gerakan berkelap-kelip bintang di langit yang seakan-akan bintang-bintang itu berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Dalam permainan ini, peserta melakukan hompimpah dan yang kalah tidak memiliki tempat pijakan. Peserta yang kalah tidak diizinkan untuk memaksa mendorong peserta lain dalam upayanya merebut tempat pijakan.
Ketika pertukaran tempat terjadi, peserta harus menunggu aba-aba sebelum melakukan pertukaran tempat pijakan. Peserta yang kalah dalam hompimpah memiliki kesempatan untuk merebut tempat saat pertukaran tempat terjadi.
8. Egrang
Daftar permainan tradisional terakhir yang bisa Mama temukan di Kalimantan adalah egrang. Egrang merupakan permainan tradisional yang terdiri dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan sesuai tinggi para pemain.
Cara bermain egrang juga sangat sederhana yang mana pemain perlu menginjak kaki pada titian bamboo. Kemudian, pemain perlu berjalan menggunakan bamboo tersebut sampai garis finish.
Terdapat banyak permainan tradisional Kalimantan lainnya yang bisa Mama ketahui. Beberapa permainan ini memberikan banyak manfaat jika anak-anak memainkannya bersama teman.
Pilihlah jenis permainan yang membantu pemain dalam menyelesaikan masalah-masalah kecil secara sederhana. Selain permainan tradisional, Mama juga bisa mendapatkan permainan modern yang berkualitas di Mamasewa.com. Cek Katalog Produk Mamasewa di sini.