Jangan hanya mengajak anak bermain gadget, coba sekali-sekali Mama mengajak si kecil untuk mencoba permainan tradisional Jawa Tengah. Sesuai dengan namanya, permainan ini cara mainnya tanpa bantuan alat modern sama sekali.
Ada banyak sekali mainan-mainan tradisional menarik yang berasal dari Jawa Tengah. Bahkan memberikan banyak sekali dampak positif daripada gadget yang dapat merusak mata jika terlalu sering memainkannya.
Tidak hanya di Jawa Tengah, permainan tradisional Indonesia lainnya juga berada di daerah-daerah lain dari Sabang sampai Merauke. Akan tetapi, zaman yang terus berkembang membuat anak muda mulai melupakan permainan tradisional.
Permainan Tradisional Jawa Tengah yang Menarik
Permainan jenis ini mengajarkan banyak hal mulai dari kekompakan, gotong royong, sosialisasi, kebersamaan, hingga kebudayaan. Anak menjadi jauh dari pengaruh buruk gawai.
Khusus wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, berikut ini berbagai mainan tradisional yang dapat anak Mama mainkan baik sendiri maupun bersama teman-teman:
1. Cublak Cublak Suweng
Cublak Cublak Suweng merupakan permainan tradisional dari Jawa Tengah yang ketika memainkannya diiringi lagu dengan judul sama. Permainan ini banyak dimainkan oleh anak-anak pedesaan.
Cublak Cublak Suweng bermula dari hompimpa terlebih dahulu. Siapa yang kalah dalam hompimpa maka ia akan berperan sebagai Pak Empung yang harus berbaring telungkup di tengah.
Sedangkan yang lain akan duduk melingkari Pak Empong. Kemudian anak-anak yang sudah melingkar meletakkan tangannya yang sudah terbuka menghadap ke atas di punggung Pak Empong.
Salah satu ada yang memegang kerikil dan harus memindahkannya dari satu tangan ke tangan lainnya sembari mendapatkan iringan lagu Cublak-cublak Suweng.
Ketika sampai pada bagian lirik “sopo ngguyu ndhelikake kerikil”, anak yang menerima kerikil tersebut harus segera menyembunyikannya.
Saat sudah sampai akhir lagu, masing-masing menggenggam kedua tangan untuk, berpura-pura menyembunyikan kerikil, sembari menggerak-gerakkan tangan.
Terakhir, anak yang berperan Pak Empong harus bisa menebak siapa yang menyembunyikan kerikil. Kalau ia bisa menebak dengan benar, siapa yang menggenggam kerikil wajib mengganti posisi Pak Empong.
Sebaliknya, jika Pak Empong salah menebak maka permainan harus kembali seperti awal lagi.
2. Engrang
Permainan tradisional Jawa Tengah selanjutnya adalah engrang atau dalam bahasa Indonesia yaitu Egrang. Perbedaan dari mainan sebelumnya, Egrang bisa anak Mama mainkan sendiri bukan dengan berkelompok.
Meski begitu, Engrang adalah permainan yang sangat beresiko terutama bagi anak-anak. Sebagai orang tua, Mama harus terus mengawasi anak-anak saat memainkan permainan ini.
Saat menggunakan egrang, pemain harus di atas tongkat yang sudah diberi balok sebagai tungkuan telapak kaki. Pemain harus berjalan di atas tongkat tersebut sejauh mungkin. Tidak mudah memainkannya, apalagi yang belum terbiasa.
3. Congklak
Permainan tradisional Jateng lainnya yang tidak kalah menarik adalah congklak. Harus ada dua orang yang memainkannya dan sistemnya bertanding satu lawan satu sehingga salah satu ada pasti ada yang menjadi pemenangnya.
Permainan congklak membutuhkan biji congklak atau kerikil sebanyak 49 butir per orang. Selain itu, juga membutuhkan papan congklak yang memiliki 16 lubang. Permainan dimulai dengan mengisi masing-masing lubang sebanyak 7 biji congklak.
Pemain yang berhasil menang suit, terlebih dahulu mengambil biji dari lubang milik sendiri lalu memindahkannya dari satu lubang ke lubang lainnya sampai biji di genggaman habis.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada lagi biji yang dapat dijalankan lagi. Pemenangnya ialah siapa yang mendapatkan biji paling banyak.
4. Gobak Sodor
Gobak Sodor merupakan permainan tradisional yang bersifat kelompok dan banyak anak-anak Ungaran Jawa Tengah memainkannya. Sayangnya saat ini, gobak sodor sudah mulai jarang terlihat.
Maka dari itu, supaya tidak punah sebaiknya Mama juga memperkenalkan dan mengajarkan gobak sodor. Dalam permainan ini, terbagi menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 sampai 5 orang.
Permainan berawal dari pinsut atau suit terlebih dahulu. Kelompok yang kalah berdiri di atas garis, berjaga supaya anggota kelompok lain tidak bisa masuk ke dalam arena permainan.
Beberapa aturan harus semua pemain taati dalam permainan gobak sodor sehingga permainan bisa berjalan dengan baik dan menyenangkan.
Aturannya, ketika salah satu pemain menjadi penjaga maka pemain lawan harus berusaha untuk melewatinya. Tentu saja, pemain yang berusaha lewat tidak boleh tersentuh atau terkena tangan pemain penjaga.
5. Engklek
Permainan tradisional Jawa Tengah ini baik anak laki-laki maupun perempuan dapat memainkannya. Akan tetapi, pada umumnya lebih banyak anak perempuan yang memainkannya.
Sebelum bermain engklek, pastikan harus ada gambar petak terlebih dahulu. Petak-petak inilah yang nantinya harus anak mama lompati masing-masing kotaknya dengan satu kaki dari kotak pertama sampai terakhir.
Namun, sebelum memulai atau melangkah, anak yang bermain wajib melempar lempengan ke salah satu kotak. Siapa yang berhasil lompat dari awal sampai akhir lalu kembali lagi, boleh memilih petakan untuknya.
Teman tidak boleh menginjak petakan, tetapi pemilih boleh menurunkan kedua kaki di petakan miliknya. Siapa yang mempunyai lebih banyak petakan, maka ia yang akan menjadi pemenangnya.
6. Bentengan
Saat ini mungkin sudah sangat jarang anak-anak yang memainkan bentengan. Permainan ini sendiri terdiri dari dua kelompok yang masing-masing beranggotakan empat sampai sepuluh orang.
Setiap kelompok mempunyai sisi yang harus dijaga baik itu berupa pohon, tiang, atau tembok. Tujuan permainan ini adalah menembus benteng lawan yang dijaga.
Selain itu, kemenangan bisa dengan cara menangkap semua tim lawan dengan menyentuh bagian tubuhnya. Biasanya permainan ini di lapangan yang sangat luas.
Maka dari itu, Mama juga harus mengawasinya sesekali untuk memastikan si kecil baik-baik saja setelah bermain.
7. Ancak Ancak Alis
Ancak Ancak Alis merupakan salah satu permainan tradisional Jawa yang juga dapat Mama temukan di provinsi Jawa Tengah. Terutama di pedesaan, banyak anak-anak yang main untuk sekedar melepas penat.
Permainan ini dimainkan sambil menyanyikan lagu-lagu. Jika sudah sampai bagian akhir, ada pertanyaan yang harus dijawab langsung dengan syair.
Ancak Ancak Alis mengajarkan anak-anak tentang pengetahuan budaya. Karena harus menyanyikan lagu tentang pertanian dan budaya.
Tidak hanya itu saja, pada saat memainkan permainan ini pemain menggunakan berbagai macam alat pertanian, seperti garu, luku, wiwit, nglilir, dan ijo. Alat-alat tersebut berhubungan dengan pertanian.
Cari Permainan Menarik untuk Anak di Mamasewa
Permainan tradisional Jawa Tengah memang asyik untuk dimainkan, terlebih lagi jika mainnya bersama orangtua.
Namun, kebanyakan permainan tradisional membutuhkan daya tangkap atau penalaran yang lebih tinggi. Permainan tradisional yang telah kami sebutkan tadi, cenderung cocok untuk anak di atas 7 tahun.
Nah, bagi Mama yang masih punya bayi atau anak di bawah 7 tahun, bisa sewa mainan di Mamasewa.com saja. Mamasewa menyediakan berbagai jenis mainan tdengan kualitas terbaik. Kebersihan dan kehigienisannya terjaga dengan baik.
Baik itu untuk anak laki-laki maupun perempuan semuanya tersedia. Untuk mendapatkan informasi selengkapnya, Mama bisa melihat Katalog Produk Mamasewa atau menghubungi WhatsApp Mamasewa pada hari dan jam kerja.