Sistem Pencernaan Bayi

Asupan makanan pada bayi menjadi satu hal krusial yang wajib mendapat perhatian khusus. Organ pencernaan yang belum dapat berfungsi secara optimal, mengharuskan Mama untuk cermat dalam memberikan asupan makanan. Sistem pencernaan bayi, pada awal usia kehidupannya, tentu tidak sama dengan ketika ia sudah anak-anak. Maka dari itu, Mama harus memahami makanan apa saja yang tepat untuk setiap fase tumbuh kembang si Kecil.

Tidak jarang karena satu dan lain hal, muncul gangguan pencernaan pada bayi baru lahir. Selama tidak mengkhawatirkan, hal ini tidak menjadi masalah. Gangguan tersebut biasanya terjadi karena sistem pencernaan bayi sedang mengalami adaptasi, terlebih pada usia di bawah 1 bulan, dimana lambung yang biasa mendapat asupan dari plasenta harus mulai bisa mencerna ASI secara terus menerus.

Mama bisa lihat uraian singkat di bawah ini untuk lebih mengenal bagaimana fase tumbuh kembang sistem pencernaan bayi, gangguan yang acap muncul, serta bagaimana ciri pencernaan sehat.

Fase Perkembangan Sistem Pencernaan Bayi

sistem pencernaan bayi
Baby photo created by gpointstudio – www.freepik.com

1.    Usia 0 sampai 1 Bulan

Si Kecil biasanya akan mengalami penurunan berat badan hingga 10% berat lahirnya, karena sistem pencernaan bayi tengah melakukan adaptasi dengan asupan makanan yang baru. Penurunan berat ini wajar, karena dalam waktu singkat si Kecil akan mendapatkan berat badannya kembali. ASI memiliki kandungan lemak yang baik, dan menjadi asupan utama selama usia ini.

2.    Usia 1 sampai 2 Bulan

Pada usia ini, si Kecil akan mendapatkan tambahan enzim untuk mencerna Protein, Karbohidrat, dan Lemak dari lius dan ASI. Maka, asupan ASI tidak boleh sampai terlambat. Ia juga akan banyak mengalami muntah atau gumoh, karena katup esofagusnya belum dapat bekerja sempurna. Yang terpenting, Mama terus memberikan ASI secara rutin agar tubuhnya mendapatkan cukup asuan.

3.    Usia 2 sampai 3 Bulan

Kandungan antibodi pada ASI bisa membantu melindungi dan membentuk lapisan lendir dalam sistem pencernaan bayi. Tidak jarang bayi pada usia ini juga mengalami infeksi ringan di bagian pencernaan, namun selama berat badannya tetap bertambah, Mama tak perlu khawatir. Tetap, ASI harus terus diberikan secara rutin dan teratur.

4.    Usia 3 sampai 4 Bulan

Meski perkembangan sistem perkembangan bayi dapat berjalan lebih baik dengan asupan vitamin dan mineral, namun hal ini tidak disarankan jika tanpa anjuran dokter. Pada usia ini, sistem pencernaan si Kecil mulai dapat menyerap nutrisi di dalam ASI dengan lebih baik, sehingga Mama jangan kaget jika si Kecil lebih sering lapar.

5.    Usia 4 sampai 6 Bulan

Pada usia ini si Kecil masih memiliki usus yang dikatakan terbuka, dan memungkinkan semua jenis Protein di dalam aliran darah langsung mengarah ke ususnya. Fungsi utama dari terbukanya usus ini adalah agar antibodi pada ASI dapat memasuki aliran darah. Namun hal ini tidak jarang juga dibarengi dengan lewatnya molekul besar yang ada di makanan padat, sehingga membawa patogen yang menimbulkan resiko alergi.

6.    Usia 6 sampai 9 Bulan

Nah ketika usianya sudah menginjak 6 bulan, maka si Kecil sudah siap diperkenalkan dengan MPASI atau makanan lain selain ASI. MPASI ini bisa berbentuk puree yang dibuat dari kukusan makanan padat, sehingga teksturnya lebih padat dari ASI namun tetap mudah dicerna oleh organ pencernaannya.

Gangguan Sistem Pencernaan yang Sering Muncul pada Bayi

pencernaan bayi
Baby photo created by jcomp – www.freepik.com

Seperti yang sudah Mama baca pada bagian pertama tadi, ada beberapa gangguan kesehatan pencernaan yang terkadang muncul seiring pertambahan usianya. Meski demikian, gangguan ini merupakan hal yang wajar, selama tidak mengganggu tumbuh kembang si Kecil secara umum. Beberapa jenis gangguan yang sering muncul adalah :

  • Feses yang terlalu encer, biasanya dikarenakan karena pencernaan belum dapat mencerna secara optimal atau terjadi infeksi ringan pada organ pencernaan.
  • Gumoh, atau ASI yang dikonsumsi si Kecil dimuntahkan. Terlihat cukup mengganggu memang, namun bukan merupakan hal yang serius jika hanya terjadi sesekali.
  • Sulit buang air besar, terjadi karena pencernaan tidak berjalan lancar dan kurangnya cairan yang masuk di tubuh si Kecil.
  • Alergi makanan, hal yang cukup sering ditemui ketika si Kecil memiliki ketidakcocokan pada jenis makanan tertentu. Alergi bisa ditandai dengan munculnya bentolan di tubuh si Kecil, badan menjadi panas, atau gejala lain. Jika mulai mengkhawatirkan Mama bisa menghubungi dokter untuk bidang sistem pencernaan bayi dan alergi.

Lalu Bagaimana Ciri Pencernaan Bayi Sehat?

Sistem Pencernaan Bayi

Sistem pencernaan bayi yang sehat dapat dilihat dari beberapa ciri yang tampak secara kasat mata. Artinya, gangguan pencernaan pada bayi baru lahir cenderung minimal, sehingga sama sekali tak mengganggu tumbuh kembangnya.

  • Tumbuh kembang si Kecil sesuai dengan acuan yang diberikan dokter atau ahli gizi, artinya nutrisi yang masuk bisa diserap dengan baik oleh organ pencernaan si Kecil, dan digunakan dengan baik pula.
  • arang mengalami gangguan pencernaan dalam waktu yang lama. Gangguan pencernaan pada bayi baru lahir sebenarnya wajar terjadi, asalkan hanya berlangsung singkat dan tidak mengganggu, artinya pencernaan bayi tergolong sehat.
  • Nafsu makan yang tinggi, dalam masa tumbuh kembangnya, si Kecil memerlukan banyak nutrisi .Jika si Kecil terus merasa lapar dan mengkonsumsi ASI dalam jumlah cukup banyak, dapat menandakan sistem pencernaannya cukup sehat.

Sistem pencernaan bayi sendiri akan mengalami perkembangan dengan sangat pesat pada beberapa bulan usia awal kehidupannya. Tentu, ASI akan jadi makanan terbaik untuk si Kecil. Namun setelah usia 6 bulan, Mama bisa mengenalkannya pada MPASI berupa puree. Tanpa perlu repot, Mama bisa menggunakan alat pembuat puree yang ada di mamasewa.com. Praktis dan ekonomis, mamasewa.com selalu menyediakan yang terbaik untuk Mama.

Tinggalkan Balasan